Efektif Digunakan sebagai Disinfektan, Inilah Cara Aman Menggunakan UV-C

Sabtu, 29 Agustus 2020 | 15:00
Dok. Signify

Pemanfaatan teknologi UV-C pada toilet umum.

IDEAOnline-Ketika semua perhatian fokus pada Covid-19, harus kita sadari, sebenarnya ada begitu banyak penyakit menular lainnya di sekitar kita.

Penyebab penyakit menular itu adalah mikroorganisme dari unsur non virus seperti cacing, bakteri, jamur, protozoa, dan virus.

Semua ini menimbulkan berbagai penyakit seperti influenza, tuberculosis, hingga Covid-19 yang saat ini yang menyebar ke lebih dari 216 negara dengan 22.500.000 kasus.

Covid-19 bukan satu-satunya penyakit menular yang disebabkan oleh mikroorganisme.

Di tengah penanggulangan Covid-19 yang saat ini sudah menyebar ke lebih dari 216 negara dengan 22.500.000 kasus, muncul berbagai upaya untuk mencegah penularannya.

Disinfektan berperan penting membantu mencegah penyebaran penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme.

Dr. Hermawan Saputra, SKM., MARS., CICS., Pengurus Pusat Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), menjelaskan hal ini Rabu (26/8/20) dalam diskusi virtual bertajuk: “Sinar UV-C: Kawan atau Lawan? PemanfaatanTeknologi UV-C yang Aman untuk Perlindungan Masyarakat dari Mikro-organisme.

Diskusi yang diselenggrakan oleh Signify (Euronext: LIGHT) untuk menyikapi semakin banyaknya penggunaan sinar UV-C saat ini sebagai salah satu pilihan disinfeksi melawan mikroorganisme yang mengancam kesehatan masyarakat.

“Signify peduli terhadap tingkat pemahaman masyarakat terkait kewaspadaan dan kehati-hatian saat memilih dan menggunakan produk UV-C,” kata Rami Hajjar, Country Leader Signify Indonesia.

Baca Juga: Teknologi UV-Cpada Lampu Lumpuhkan Virus Penyebab Covid-19 dalam Hitungan Detik, Ragam Penggunaan dan Pedoman Keselamatannya!

Dok. Signify

Pemanfaatan UV-C pada ruang kerja.

Diskusi diharapkan dapat membantu konsumen dan masyarakat luas agar lebih memahami bagaimana memanfaatan sinar UV-C secara efektif untuk membunuh mikroorganisme dan membangun kesadaran terhadap pentingnya memperhatikan aspek keselamatan dalam penggunaannya.

Hermawan menyebutkan, sinar Ultraviolet-C (UV-C) kini semakin banyak digunakan sebagai salah satu pilihan disinfeksi ini berbeda dengan dua jenis sinar ultraviolet yang sudah kita kenal selama ini, yaitu UV-A dan UV-B.

Sinar UV-V tidak seperti UV-A dan UV-B yang bisa dimanfaatkan secara langsung melalui sinar matahari dengan berjemur.

Sinar UV-C tertahan di awan atau lapisan ozon karena sifat gelombangnya pendek (kurang dari 280 nm).

Meski tingkat energinya tinggi tapi rantai (perjalanannya) pendek sehingga tak bisa menembus permukaan bumi.

Oleh karena itu, dalam pemanfaatan sinar UV-C diperlukan rekayasa teknologi.

Dr. Hermawan menyebutkan teknologi UV-C ini sangat diperlukan di area-area publik seperti pusat perbelanjaan, hotel, kantor, sekolah, tempat ibadah, bandara, dan lainnya.

Baca Juga: Kloset Pintar Bakal Dicari di Masa dan Pasca Pandemi, Ini Kriterianya

Dok. Signify

Pemanfaatan teknologi UV-C pada transportasi umum.

Hindari Paparan Langsung

Terkait dengan sinar UV-C, Dr. rer. nat. Ir. Aulia Nasution, M.Sc., Kepala Laboratorium Rekayasa Fotonika, Departemen Teknik Fisika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyebutkan bahwa, sinar UV-C, yang berada dalam spektrum cahaya tak kasat mata, memiliki potensi untuk mengatasi penyebaran COVID-19.

Namun,ia memperingatkan bahayanya apabila sinar UV-C mengenai tubuh manusia secara langsung.

“Ada yang disebut dengan interaksi antara cahaya dengan materi biologis. Pada saat cahaya masuk dan terhalang materi, cahaya tersebut akan menembus ke dalam materi tersebut, dan semakin ke dalam akan terjadi hamburan (scattering). Dalam perjalanannya menembus jaringan, bisa juga terjadi penyerapan cahaya. Di sini terjadi transfer energi dari cahaya ke dalam materi yang dilaluinya,” Dr. rer. nat. Aulia menerangkan.

“Jika terpapar langsung, sinar UV-C dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan, menyebabkan iritasi kulit seperti ruam, sensasi terbakar, tumor, hingga memicu kanker. Sementara pada mata bisa menyebabkan katarak.”

Meski demikian, ia menegaskan bahwa selama pengguna berhati-hati agar tidak terkena paparan langsung, penggunaan UV-C sebagai alat desinfeksi tidak menimbulkan masalah kesehatan.

Ruangan, permukaan maupun benda yang didisinfeksi dengan sinar UV-C juga dapat langsung digunakan setelah lampu UV-C dimatikan atau tidak beroperasi.

Baca Juga: Dari Robot hingga Elekronik Canggih, Ini Cara Jepang Memenuhi Kebutuhan Masyarakat Modern

Dok. Signify

Disinfeksi udara UV-C ruang atas.

Memahami Cara Kerja Sinar UV-C

Dr. rer. nat. Aulia menerangkan bahwa teknologi UV-C yang banyak dipasarkan sebagai produk germicidal atau pembunuh kuman berada pada gelombang 254nm, rentang gelombang yang efektif untuk membunuh mikroorganisme.

Mekanisme de-aktivasi mikroorganisme adalah sebagai berikut: ketika sinar UV-C itu diserap secara maksimum oleh jaringan sel, ia akan memutus rantai DNA dari sel tersebut sehingga sel gagal melakukan replikasi.

Akibatnya sel tersebut tidak bisa membelah dan menduplikasikan dirinya, sehingga jumlahnya akan terus berkurang.

Dosis Paparan Harus Tepat

Agar efektif, penggunaan sinar UV-C ini harus dalam dosis paparan yang tepat.

Parameter yang digunakan dalam menghitung dosis paparan (dosimetry) ini adalah:

-Daya sumber cahaya,

-Banyaknya cahaya (iradiansi yang diterima permukaan yang akan disinari),

-Jarak sumber cahaya dengan objek penyinaran,

-Lama penyinaran.

Dosis paparan dinyatakan dalam satuan [J/cm2].

Rumus:

Dosis [Joule/cm2] = Irradiansi [Watt /cm2] x Waktu [detik]

*1 Watt = 1 Joule/detik

Baca Juga: Inilah Perjalanan Inovasi Lampu Pintar, Bikin Hidup Nyaman dan Mudah

Dok. Signify

Pemanfaatan UV-C di fasilitas perbelanjaan.

Tetap Jalankan Protokol Kesehatan dan Lakukan PHBS

Dengan paparan yang cukup, sinar UV-C dapat mendisinfeksi ruangan dan permukaan benda dari semua kuman, bakteri, dan virus.

Namun idealnya penggunaan UV-C tidak sertamerta menghapuskan metode pembersihan ruangan lainnya, seperti membersihkan lantai, menyikat kamar mandi, dan kegiatan menjaga kebersihan lingkungan lainnya.

Pun hati-hati dalam membeli produk teknologi UV-C yang beredar di pasaran, mencermati klaim produsen, dan menggunakannya sesuai dengan instruksi keselamatan yang diberikan.

Sadar sepenuhnya bahwa penggunaan produk UV-C akan membantu mengurangi risiko penyebaran penyakit menular yang disebabkan mikroorganisme, namun tidak berarti mengeliminasi risiko tertular.

Kesadaran, kesabaran, dan daya tahan menjadi kunci.

Baca Juga: Hemat Listrik dengan Menghitung Berapa Watt Lampu Optimal di Tiap Ruang, Ini Caranya!

#berbagiiDEA

Editor : Maulina Kadiranti