Covid-19 Bisa Sebabkan Infeksi Usus Meski Tes Pernapasan Negatif

Senin, 14 September 2020 | 11:00
Kompas.com

ilustrasi sakit perut, kanker perut, maag, gerd.

IDEAOnline-Temuan terbaru tentang Covid-19, penyakit yang disebabkan oleh virus corona SARS-CoV-2 ini bisa menyebabkan infeksi usus berkepanjangan.

Para ilmuwan di Universitas China Hong Kong menemukan bahwa virus corona dapat terus menginfeksi dan bereplikasi di saluran pencernaan, meski virus di saluran pernapasan telah hilang atau dinyatakan negatif.

Penemuan yang telah diterbitkan dalam jurnal medis GUT berimplikasi untuk mengidentifikasi dan menangani kasus.

Organisas Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, SARS-CoV-2 menyebar melalui droplets atau percikan pernapasan yang mengandung virus dari mulut dan hidung penderitanya.

Namun, pada minggu-minggu pertama pandemi, para ilmuwan telah menyinggung virus ini kemungkinan juga bisa menular lewat tinja pasien.

Sebuah studi di bulan Februari mengamati 73 pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit provinsi Guangdong, China.

Ahli dalam studi tersebut menemukan lebih dari setengah sampel tinja pasien positif mengandung SARS-CoV-2.

"Kami dulu menganggap SARS-CoV-2 hanya penyakit paru atau pernapasan biasa," kata Siew Chien Ng, asisten dekan kedokteran dan direktur asosiasi Pusat Penelitian Mikrobiota Usus, Universitas China dalam sebuah wawancara, Selasa (8/9/2020).

"Namun selama beberapa bulan terakhir, banyak bukti terkait SARS-CoV-2 yang memengaruhi saluran usus," imbuhnya seperti dilansir Bloomberg, Selasa (8/9/2020).

Ng bersama koleganya mempelajari sampel tinja dari 15 pasien untuk lebih memahami aktivitas virus di saluran pencernaan.

Baca Juga: Isolasi Mandiri karena Covid-19, Ini 2 Cara Deteksi Dini Happy Hypoxia

Kompas.com
Shutterstock/PopTika

ilustrasi sakit perut, kanker perut, maag, gerd.

Mereka menemukan tujuh pasien mengalami infeksi usus aktif. Sedangkan pasien lain tidak mengalami mual, diare, atau gejala pencernaan lainnya.

Hasil tes tinja pasien positif sekitar seminggu setelah sampel pernapasan mereka negatif.

"Satu pasien masih positif setelah 30 hari," kata Ng.

Ng dan koleganya berencana melakukan tes lanjutan untuk menunjukkan partikel virus dari tinja mampu menyebabkan penyakit setelah menemukan penanda yang mengindikasikan virus itu dapat menular.

Hingga kini ahli belum mengetahui bagaimana SARS-CoV-2 masuk ke saluran pencernaan dan menyebabkan infeksi di usus.

Ng menduga, beberapa partikel infeksius dapat bertahan dengan lingkungan asam lambung.

Dia melanjutkan, perawatan yang memodulasi mikrobioma usus harus dieksplorasi.

Pasalnya, bakteri usus pasien Covid-19 menunjukkan hilangnya mikroba pelindung dan ada perkembangbiakan mikroba penyebab penyakit.

"Efeknya memburuk pada kasus Covid-19 yang diobati dengan antibiotik," katanya.

Tes pemeriksaan feses Universitas China menawarkan tes pemeriksaan feses gratis kepada turis yang tiba di bandara sejak akhir Maret dan mengidentifikasi enam orang positif mengandung SARS-CoV-2 dalam tinjanya.

Sejauh ini ada lebih dari 2.000 sampel yang diuji. Mulai Senin ini, 2.000 tes feses Covid-19 akan dilakukan setiap hari sebagai bagian dari deteksi orang tanpa gejala.

"Lebih dari satu pasien dinyatakan positif meski sampel pernapasan mereka negatif,"kata Francis K.L Chan, dekan kedokteran Pusat Penelitian Mikrobiota Usus, Universitas China.

"Tes feses akurat dan aman, membuatnya cocok dan lebih efektif untuk skrining Covid-19 untuk kelompok tertentu," imbuh Chan. Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Covid-19 Bisa Sebabkan Infeksi Usus Meski Tes Pernapasan Negatif

#berbagiIDEA

Editor : Maulina Kadiranti

Sumber : kompas