Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Isolasi Mandiri karena Covid-19, Ini 2 Cara Deteksi Dini Happy Hypoxia

Kontributor 01 - Kamis, 10 September 2020 | 16:00
Ilustrasi pengecekan oksimetri.
kompas.com

Ilustrasi pengecekan oksimetri.

IDEAOnline-Happy hypoxia syndrome menjadi kekhawatiran baru terhadap kondisi para pasien Covid-19 tanpa gejala.

Kasus di beberapa daerah menunjukkan, orang tanpa gejala atau mengalami gejala ringan Covid-19 mengalami happy hypoxia yang ditandai dengan saturasi oksigen dalam darah yang tiba-tiba menurun hingga berakibat fatal.

Mereka yang positif Covid-19 tanpa gejala atau hanya mengalami gejala ringan biasanya akan diminta melakukan isolasi mandiri dengan pemantauan petugas kesehatan.

Ahli Patologi Klinis yang juga Direktur dan Juru Bicara Satgas Covid-19 RS UNS, Surakarta, Jawa Tengah, Tonang Dwi Ardyanto, mengatakan, menemukan penyebab munculnya happy hypoxia menjadi pekerjaan rumah baru yang harus ditemukan jawabannya.

Tonang mengatakan, penderita sindrom itu tidak menunjukkan gejala umum yang dialami oleh orang yang mengalami kekurangan oksigen. Sebaliknya, mereka justru tampak sehat dan baik-baik saja.

Bagi mereka yang menjalani isolasi mandiri diimbau untuk mewaspadai kondisi ini karena tidak mendapat pengawasan 24 jam dari tenaga kesehatan.

Apa yang bisa dilakukan untuk mendeteksi dini happy hypoxia?

Tonang mengatakan, untuk mengantisipasi dan mendeteksi dini happy hypoxia syndrome, ada dua cara yang bisa dilakukan, yaitu: Tarik napas dalam-dalam 2-3 kali.

Bila timbul rangsangan batuk, waspadai risiko hipoksia. Menggunakan alat Pulse Oxymetri di ujung jari, untuk mengukur saturasi oksigen.

"Keduanya dilakukan berkala, minimal pagi-siang-sore-malam," kata Tonang.

Baca Juga: Happy Hipoxia Bisa Sebabkan Pasien Covid-19 Meninggal Mendadak Tanpa Gejala, Bisa Dicegah dengan Pemeriksaan Mandiri di Rumah, Ini Caranya!

Source : kompas

Editor : iDEA

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular