Vaksin Covid-19, Apakah Sudah Sesuai Virus Corona di Indonesia?

Selasa, 15 September 2020 | 14:30
Kompas.com

Ilustrasi virus corona

IDEAOnline-Kelompok Penelitian Virus Corona dan Formulasi Vaksin dari Professor Nidom Foundation (PNF) menganalisis genom virus corona SARS-CoV-2.

Penelitian ini diklaim sebagai riset pertama dari peneliti Indonesia yang mengamati genom virus di Indonesia secara menyeluruh.

Prof Chairul Anwar Nidom yang merupakan ketua tim riset mengatakan kepada penelitian ini berangkat dari keresahan apakah penyiapan vaksin Covid-19 yang dilakukaan Indonesia saat ini - baik vaksin Merah Putih maupun vaksin Merah - sudah mengacu atau memperhatikan karakter virus Covid-19 di Indonesia.

Dalam laporan yang diterbitkan di jurnal Systematic Reviews in Pharmacy, data sekuens genom virus corona itu didapat dari Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID) yang dapat diakses khalayak.

Dalam pengamatan ini, Nidom mengatakan ada beberapa hal yang dilakuan.

Pertama, tim Nidom melihat bagaimana model dari struktur virus corona SARS-CoV-2 yang ada di Indonesia apakah tepat untuk penggunaan vaksin yang sedang dikembangkan saat ini.

"Jadi kita lihat dari model genomnya, bukan virus," kata Nidom dihubungi melalui sambungan telepon.

"Kita mau mencoba menyoroti sebetulnya virus corona yang ada di Indonesia tepat tidak kalau mau digunakan vaksin itu (yang dikembangkan saat ini)," ujarnya.

Baca Juga: Tidur Bermanfaat Menjaga Imun Tubuh Melawan Virus, Ini Kata Ahli

Kompas.com
SHUTTERSTOCK/Orpheus FX

Ilustrasi vaksin corona

Nidom menjelaskan, vaksin yang saat ini sedang dilakukan uji klinis di Indonesia adalah vaksin Sinovac dari China dan vaksin GX-19 dari prusahaan farmasi Genexin, Korea Selatan.

Sementara itu, vaksin Merah Putih yang dibuat oleh Lembaga Biologi Molekuler Eijkman saat ini masih berjalan penelitiannya.

"Kami sebagai akademisi ingin menyampaikan paling tidak ada referensi. Bahwa inilah analisis kami kalau mau membuat vaksin dengan patokan virus yang ada di Indonesia," ujarnya.

Dengan kata lain, tujuan dari riset yang dilakukan Nidom adalah ingin memberi referensi apakah vaksin-vaksin yang akan digunakan di Indonesia sudah sesuai dengan virus corona yang berkembang di Indonesia atau tidak.

Sebab menurutnya, hingga saat ini belum ada informasi virus corona apa yang dijadikan patokan oleh Sinovac dan kandidat vaksin GX-19.

Seperti kita tahu, virus corona SARS-CoV-2 bermutasi dengan sangat cepat dan jumlahnya ribuan.

"Sudah sesuai tidak dengan virus yang ada di Indonesia. Itu kan belum ada keterbukaan informasi itu," ujar dia.

Nidom menilai, perlu ada keterbukaan dan dialog antara peneliti, pembuat vaksin, dan semua yang terlibat agar masyarakat dapat memahami utuh apa yang nantinya akan masuk ke dalam tubuh.

Dalam laporan penelitiannya, tim Nidom mengidentifikasi adanya peptida RRGPEQTQGNFGDQELIRQGTDYK dari nukleokapsi fosfosprotein untuk menghasilkan vaksin berbasis peptida yang bertentangan dengan SARS-CoV-2.

Baca Juga: Covid-19 Bisa Sebabkan Infeksi Usus Meski Tes Pernapasan Negatif

Kompas.com

Ilustrasi virus corona yang agresif dan pintar, karena kini telah bermutasi.

"Urutan asam amino itu (RRGPEQTQGNFGDQELIRQGTDYK) adalah pokok struktur virus (SARS-CoV-2) yang ada di Indonesia," jelas dia.

Untuk diketahui, peptida adalah suatu senyawa yang terdiri dari dua atau lebih asam amino yang dihubungan dalam suatu rantai dari setiap asam yang bergabung dengan rantai amino berikutnya.

Nidom melanjutkan, suatu vaksin itu harus memenuhi kriteria asam-asam amino RRGPEQTQGNFGDQELIRQGTDYK tersebut.

"Itu harus ada," tegas Nidom.

3 Vaksin yang sedang diuji dan dikembangkan di Indonesia

Seperti kita tahu, saat ini kita seperti sedang berburu mendapatkan virus corona.

Ada tiga kandidat vaksin yang sedang diuji di Tanah Air dan masih dikembangkan.

1. Bio Farma-Sinovac

PT Bio Farma menggandeng perusahaan bioteknologi China Sinovac untuk mengembangkan vaksin Covid-19.

Bio Farma dan Sinovac kini tengah melakukan uji klinis terhadap kandidat vaksin yang dikembangkan.

Kandidat vaksin yang dikembangkan merupakan tipe vaksin yang terbilang konvensional, yakni dengan menginaktifkan virus atau melemahkan virus.

2. Kalbe Farma- Genexine Inc

Kemudian, perusahaan farmasi Tanah Air PT Kalbe Farma berkolaborasi dengan perusahaan Genexine Inc, Korea Selatan untuk mengembangkan vaksin.

Kandidat vaksin yang dikembangkan dinamai GX-19.

Kandidat vaksin GX-19 merupakan vaksin DNA yang diharapkan mambu membuat vaksin lebih stabil dan spesifik sehingga tak ada kontaminan lain yang menyebabkan penyakit.

3. Lembaga Eijkman, Vaksin Merah Putih

Terakhir, Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman juga tengah mengembangkan vaksin corona yang dinamai vaksin Merah Putih.

Vaksin Merah Putih dikembangkan dengan pendekatan protein rekombinan.

Saat ini, vaksin tersebut masih dalam fase memproduksi protein ke dalam kultur sel mamalia setelah berhasil mengisolasi materi genetik antigen dari virus.

Dilansir Antara News, Jumat (28/8/2020), Kepala LBM Eijkman Prof Amin Soebandrio berharap uji klinis vaksin Merah Putih dapat dilakukan di trimester kedua pada 2021.

"Diharapkan uji klinik fase 1 bisa dimulai di trimester kedua 2021 dan itu merupakan penyuntikan vaksin (Merah Putih) pertama ke manusia di Indonesia," kata Amin dalam konferensi pers virtual tentang Sarwono Prawirohardjo Memorial Lecture XX, Jumat. Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Vaksin Covid-19, Apakah Sudah Sesuai Virus Corona di Indonesia?

#berbagiIDEA

Editor : Maulina Kadiranti

Sumber : kompas