Mau Membeli Rumah dengan Cara KPR? Begini Tipsnya

Jumat, 02 Oktober 2020 | 13:30
Moonworks

Ilustrasi- Membeli properti.

IDEAOnline-Keberadaan tempat tinggal atau hunian sejatinya merupakan salah satu kebutuhan pokok yang harus tercukupi.

Namun harga properti yang cukup mahal dan terus naik dari tahun ke tahun, menyulitkan beberapa kalangan masyarakat untuk membeli rumah.

Kredit Pemilikan Rumah (KPR) bisa menjadi solusi untuk mendapatkan rumah.

Namun bukan berarti pula, bahwa berapa pun penghasilan seseorang, menjadikan orang tersebut layak untuk mencicil rumah dengan jalan KPR.

Maka, untuk mengetahui berbagai hal mengenai KPR dan siapa saja sebenarnya yang dapat dinilai layak untuk mengajukan KPR, simak tips membeli rumah dengan KPR berikut ini.

1. Pahami lebih dahulu, apakah kamu layak “mencicil rumah?”

Bank atau lembaga pemberi kredit bisa saja memberikan penilaian skor bagus pada Akamu karena ketepatan pembayaran angsuran.

Namun ketahuilah dengan seksama, apakah kamu memang layak untuk mencicil rumah.

Caranya adalah dengan mengetahui rasio hutang berbanding aset kamu sendiri.

Nilai rasio hutang berbanding aset menunjukkan berapa besar aset milik kamu, yang dibiayai utang.

Dengan membagi total utang dan total aset kamu, maka kamu bisa mendapatkan skor untuk rasio ini.

Nilai ideal dari rasio ini adalah di bawah 50 persen.

Jika nilainya lebih dari 50 persen maka tandanya, nilai utang kamu telah melebihi nilai aset dan hal ini jelas menunjukkan ketidaksehatan finansial.

Perbaikilah terlebih dulu rasio ini sebelum kamu mengajukan KPR.

Baca Juga: Trik agar Pengajuan KPR Disetujui Bank, Tak Sekadar Penuhi Syarat Administrasi

Ilustrasi-Tumbuhkan minat beli rumah, developer bekerja sama dengan BTN dalam KPR.

2. Jangan berhutang jika tak ada dana darurat

Amankanlah terlebih dulu dana darurat kamu.

Ketersediaan dana darurat yang ideal adalah 3 hingga 6 kali pengeluaran bulanan.

Semakin banyak tanggungan kamu atau semakin tinggi risiko pekerjaan kamu, maka semakin besar pula kebutuhan dana darurat kamu.

3. Investasikan dana kamu untuk DP rumah

Ketahuilah terlebih dulu, kapan kamu akan membeli rumah dan membayar uang mukanya (DP).

Ketahui pula biaya yang akan kamu keluarkan, dan sisihkan uang kamu secara rutin di instrumen investasi.

Jika memang pembelian rumah ditargetkan dalam satu hingga tiga tahun ke depan, maka simpanlah dana tabungan pembelian rumah di instrumen investasi rendah risiko dan memiliki imbal hasil tetap.

Hindari penempatan dana di instrumen tinggi imbal hasil dan tinggi risiko, karena jangka waktu menabung kamu cenderung pendek.

Risiko pasar yang terjadi dalam waktu dekat tentu bisa saja mempengaruhi imbal hasil investasi kamu.

4. Pastikan cicilan rumah per bulan tak melebihi 35 persen penghasilan

Bank atau lembaga pemberi kredit mungkin saja menyetujui pengajuan KPR dengan nominal cicilan 50 persen dari penghasilan bulanan.

Akan tetapi cicilan rumah yang ideal maksimal adalah 35 persen dari penghasilan.

Mengapa demikian? Alasannya adalah agar kita tidak perlu mengurangi pengeluaran yang terkait kebutuhan pokok sehari-hari, asuransi, maupun investasi untuk dialokasikan ke dalam cicilan.

Baca Juga: Saat Membeli Rumah Jadi Prioritas bagi Milenial, KPR Ini Jadi Solusi!

Ilustrasi-Tumbuhkan minat beli rumah, developer bekerja sama dengan BTN dalam KPR.

5. Kamu dan keluarga harus tetap terlindungi

Risiko kematian bisa menimpa siapa saja, termasuk kamu yang tengah mencicil rumah.

Tidaklah bijak bagi kamu untuk meninggalkan warisan berupa utang pada keluarga tercinta kita.

Oleh karena itu, mereka yang memiliki utang, wajib terlindungi dengan asuransi jiwa.

Setiap KPR umumnya dilengkapi dengan iuran asuransi jiwa guna memitigasi risiko meninggalnya debitur.

Namun apa jadinya, jika seseorang tak hanya memiliki utang KPR melainkan juga ada utang cicilan mobil, kartu kredit, dan lain sebagainya.

Manfaat dari asuransi jiwa sejatinya tidak hanya berguna untuk melunasi warisan utang dari debitur.

Melainkan juga bisa bermanfaat untuk biaya hidup keluarga yang ditinggal.

Pilihlah asuransi dengan uang pertanggungan yang bisa menutup plafon kredit kamu.

Baca Juga: Catat, 4 Perbedaan Utama KPR Bank Konvensional dan Syariah

Foto Teddy Yunantha

Ilustrasi rumah di kompleks perumahan.

Atau pilih yang memberikan uang pertanggungan setidaknya dua kali dari total hutang tertunggak yang kamu miliki.

6. Tidak terburu-buru mempercepat pelunasan

Jika kamu berniat mengajukan KPR di bank konvensional, ketahuilah bahwa akan ada biaya penalti pelunasan dipercepat yang akan muncul.

Lain halnya dengan KPR syariah.

Melunasi cicilan utang di awal waktu bukan hanya memaksa kamu keluar uang lebih banyak.

Melainkan juga bisa membuat kamu kekurangan likuiditas atau aset lancar.

Pahamilah bahwa dalam kesehatan finansial, jumlah aset lancar (kas atau setara kas) yang ideal adalah 15 persen hingga 20 persen dari total kekayaan bersih.

Keberadaan rumah baru tentu saja akan menambah nilai aset kamu yang mana akan memengaruhi nilai kekayaan bersih (total aset-total hutang).

Semakin tinggi kekayaan bersih kamu, maka semakin besar pula aset lancar yang harus dimiliki. Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Tips Cerdas Membeli Rumah Lewat KPR

#berbagiIDEA

Editor : Maulina Kadiranti

Sumber : kompas