Lebih dari 38 Juta Orang Mati Akibat Covid 19, Menilik Kebenaran Kasus Infeksi Ulang yang Jarang Terjadi

Rabu, 21 Oktober 2020 | 09:30
Kompas.com

Ilustrasi pasien Covid-19 di ruang perawatan intensif (ICU)

IDEAOnline-Laporan infeksi ulang Covid-19 tentu meningkatkan kekhawatiran semua orang.

Studi kasus terbaru yang diterbitkan Senin (12/10/2020) di jurnal Lancet Infectious Diseases melaporkan seorang pria berusia 25 tahun asal Nevada mengalami infeksi ulang Covid-19.

Kesehatan pria yang tak disebutkan namanya ini terus menurun saat terinfeksi ulang, suatu pola yang seharusnya bisa dicegah oleh sistem kekebalan.

Berkaitan dengan infeksi ulang Covid-19, para ahli mengingatkan kasus ini nyata tapi sangat jarang terjadi.

Lebih dari 38 juta orang di seluruh dunia terinfeksi virus corona SARS-CoV-2.

Namun catatan hingga Senin (12/10/2020), hanya ada kurang dari lima kasus terkait infeksi ulang Covid-19.

"Artinya kasus infeksi ulang sangat kecil, sangat jarang. Ini ibarat setetes air dalam ember, dibanding dengan jumlah kasus Covid-19 di seluruh dunia," kata Angela Rasmussen, ahli virologi di Universitas Columbia, New York seperti dilansir New York Times, Selasa (13/10/2020).

Beberapa orang yang mengalami infeksi ulang Covid-19 menunjukkan gejala yang lebih ringan atau tidak ada gejala sama sekali.

Namun tiga orang, termasuk satu pasien di Ekuador, infeksi kedua mengakibatkan gejala yang lebih parah dibanding infeksi pertama.

Bahkan seorang wanita berusia 89 tahun di Belanda meninggal saat dia terpapar Covid-19 kedua kalinya.

Akiko Iwasaki, ahli imunologi dari Universitas Yale yang berkomentar di laporan kasus infeksi ulang dari Nevada mengatakan bahwa meski jarang terjadi, infeksi ulang nyata dan mungkin terjadi.

Baca Juga: Ada Ditemukan Gel Cair di Paru-paru Pasien Covid-19 Kritis, Apa Itu?

Kompas.com

Ilustrasi tes Covid-19 untuk mendeteksi infeksi virus corona.(Shutterstock)

"Penting untuk dicatat bahwa ada orang yang terinfeksi Covid-19 dua kali dan dalam beberapa kasus mendapatkan penyakit yang lebih buruk," kata Iwasaki.

"Untuk mencegah infeksi ulang, kamu harus tetap memakai masker dan mempraktikkan jarak sosial meski sudah dinyatakan sembuh dari Covid-19."

Infeksi ulang Covid-19, kasus jarang Infeksi ulang Covid-19 adalah peristiwa yang tidak biasa.

Kabar baiknya, kasus infeksi ulang jarang terjadi.

Sejak kasus infeksi ulang pertama yang dilaporkan di Hong Kong pada 24 Agustus, hanya ada tiga kasus yang dipublikasikan.

Sementara itu, ada 20 kasus lainnya yang masih dalam tinjauan ilmiah.

Namun tidak mungkin untuk mengetahui secara pasti seberapa luas fenomena ini terjadi.

Untuk mengonfirmasi kasus infeksi ulang Covid-19, para ilmuwan harus mencari perbedaan signifikan pada gen dari dua virus corona yang menyebabkan infeksi pertama dan kedua. Alat pengujian yang terbatas di seluruh dunia membuat tidak banyak orang yang dites, kecuali mereka menunjukkan gejala atau dirawat di rumah sakit.

Jika ada orang yang positif Covid-19, sampelnya pun tidak diawetkan untuk analisis genetik.

Hal inilah yang membuat ahli kesulitan untuk mengonfirmasi infeksi ulang.

Sebagian besar orang yang terinfeksi ulang mungkin tidak terdeteksi.

Contoh nyata, pria di Hong Kong yang pertama kali diketahui mengalami infeksi ulang tidak menunjukkan gejala saat terpapar kedua kalinya.

Dia baru mengetahui positif Covid-19 lagi setelah pemeriksaan di bandara.

"Ada banyak orang yang terpapar ulang tanpa gejala, inilah yang tidak akan pernah kita dengar dan ketahui," kata Marion Pepper, ahli imunologi di University of Washington di Seattle.

Orang yang infeksi keduanya lebih parah, lebih mungkin untuk diidentifikasi karena mereka kembali ke rumah sakit.

Tapi menurut para ahli, kejadian seperti ini lebih langka. “Jika ini adalah peristiwa yang sangat umum, kami akan melihat ribuan kasus,” kata Dr. Iwasaki. Artikel ini telah tayang di Kompas.comdengan judul Ahli: Infeksi Ulang Covid-19 Nyata, tapi Kasusnya Langka

#berbagiIDEA

Editor : Maulina Kadiranti

Sumber : kompas