IDEAonline –Saat menghampiri rumah ini, sebuah pagar unik berbahankayu jati menyambut di mukarumah.
“Pagar ini dibuat dari koleksi kayujati saya,” ujar Putut Iswahyudi, pemilikrumah.
Ia berterus terang sudah lamamengumpulkan benda-benda kuno danjuga barang bekas. “Kusen, jendela, danpintu semuanya adalah material bekasyang saya kumpulkan,” tambahnya.
Takpelak jika rumah berukuran 9m x 10m inisangat kental akan nuansa tradisional.
Sentuhan tradisional sudah terasaketika kami memasuki area teras. Di atasteras, terdapat sebuah pajangan khasBali yang sarat akan nilai budaya.
Takluput dari padangan beberapa capingatau topi untuk bertani yang tergantungdi diding teras. Pajangan-pajangan unikitu semakin kuat membawa suasanadesa di rumah mungil berdinding batubata ekspos ini.
Berbicara tentang batu bata ekspos, Putut bercerita bahwa dirinya seringmengumpulkan batu bata bekas.
“Batubata bekas bongkaran rumah tua sayakumpulkan sedikit demi sedikit. Setelahcukup, baru saya merenovasi rumah,” terangnya.
Selain memberi sentuhankuno, batu bata juga membuat udara didalam ruangan menjadi adem. Karenaitu, Putut sengaja membiarkan dindingrumahnya didominasi bata ekspos.
Masuk ke dalam rumah, konsepterbuka digagas Putut untuk menyiasatilahan terbatas. Ruang tamu, keluarga, dan ruang belajar dibiarkan tanpa sekatuntuk memudahkan akses dan agarruang terkesan luas.
Baca Juga: Tergantung Kondisi Tanah, Ini Dia Pertimbangan Membangun Turap Agar
Di area ruang tamu, gaya lawas mucul berkat aksesori unikberupa klonthongan atau kalung untuksapi.
Agar padu padan serasi, Pututsengaja memilih furnitur bergaya khasCirebon sebagai pengisi ruang ini.
Dari kursi tamu, terlihat sekelilingrumah. Beberapa koleksi Putut lainyaseperti radio dan setrika antik membuatingatan kembali ke kampung halaman.
Ditambah dengan suasana sepi dan sejuk di rumah ini, seolah Susanakampung halaman benar-benar hadir didepan mata.
#BerbagiIDEA #Berbagicerita #BisadariRumah #GridNetwork
Artikel ini tayang di Majalah IDEA edisi123
(*)