Virus SARS-CoV-2 Menginfeksi Sel-sel Mulut, Penyebab Hilangnya Perasa

Selasa, 01 Desember 2020 | 10:30
kompas.com

Ilustrasi hilangnya indera perasa yang jadi gejala umum Covid-19.

IDEAOnline-Viruscorona SARS-CoV-2 yang menginfeksi sel-sel di mulut dapat memicu penyebaran virus, bukan hanya di dalam tubuh, tapi juga pada orang lain.

Dilansir Live Science, Selasa (3/11/2020), tim peneliti memeriksa RNA, sejenis materi genetik yang menunjukkan 'pabrik' pembuat protein yang harus dibangun untuk berbagai jenis sel di mulut.

Dari studi yang telah diterbitkan di database medRxiv ini, peneliti menemukan, bahwa dibandingkan dengan jaringan mulut lainnya, sel-sel dari kelenjar ludah, lidah, dan amandel membawa paling banyak RNA yang terkait dengan protein yang dibutuhkan virus corona untuk menginfeksi sel.

Hal ini termasuk reseptor ACE2, yang ditancapkan oleh virus, dan enzim yang disebut TMPRSS, yang memungkinkan virus untuk menggabungkan membrannya dengan membran sel inang dan menyelinap ke dalam.

Para peneliti kemudian mengambil sampel air liur dari pasien virus corona dan menemukan, sel-sel mulut yang mengelupas dan masuk ke dalam ludah, membuat mereka dapat mendeteksi sel-sel yang terinfeksi yang mengapung di dalam sampel.

Semakin banyak virus yang mereka temukan, semakin besar kemungkinan pasien mengalami kehilangan bau dan rasa sebagai salah satu gejalanya, meskipun air liur dari beberapa orang tanpa gejala juga mengandung sel yang terinfeksi.

Selain itu, peneliti memeriksa jaringan mulut dari pasien Covid-19 yang telah meninggal, dan mereka menemukan lebih banyak bukti infeksi pada jenis sel rentan yang mereka tandai.

"Studi kami menunjukkan bahwa mulut adalah jalur infeksi sekaligus inkubator virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19," kata Dr. Kevin Byrd, seorang peneliti dan manajer Oral and Craniofacial Research di American Dental Association Science and Research Institutekepada LiveScience.

Baca Juga: Tetap Aman Hidup dengan Kebiasaan Baru Berdampingan dengan Covid-19 di Tempat Umum, Ini Caranya!

Kompas.com
Shutterstock

Ilustrasi virus corona penyebab covid-19.

"Secara teoritis, infeksi SARS-CoV-2 di mulut dapat menyebabkan perubahan produksi atau kualitas air liur, yang mana ini berkontribusi pada gejala hilangnya rasa," katanya.

Peneliti berharap, pada penelitian selanjutnya di masa depan dapat mengungkapkan bagaimana infeksi mulut ini memengaruhi perjalanan penyakit pada pasien Covid-19, serta bagaimana sel-sel yang terinfeksi tersebut berkontribusi pada penyebaran virus corona di antara manusia.

"Melihat keberadaan virus di dalam kelenjar ludah, saya pikir itu hal baru," kata Dr. Alessandro Villa, asisten profesor dan kepala Klinik Pengobatan Mulut Sol Silverman di Universitas California, San Francisco, yang tidak terlibat dalam penelitian.

"Itulah yang menarik bagi saya sebagai seorang dokter."

Menurut Villa, penelitian ini masih dalam jumlah kecil, sehingga akan lebih menarik jika dapat melihat apa yang terjadi pada lebih banyak pasien dan lebih banyak jaringan.

Untungnya, penulis penelitian membantu menyusun alat yang dapat mempermudah penelitian infeksi mulut di masa mendatang.

Secara khusus, mereka membuat atlas sel yang berbeda di mulut, yang pada dasarnya berfungsi sebagai peta sel mana yang berisi RNA apa, dan di mana.

Byrd dan rekan penulisnya Dr. Blake Warner, asisten penyelidik klinis di Unit Gangguan Saliva, Institut Nasional Penelitian Gigi dan Kraniofasial, cabang dari Institut Kesehatan Nasional AS, bekerja dengan organisasi bernama Atlas Sel Manusia untuk mengatur dan menyempurnakan data.

"Atlas baru ini memberi kami cara untuk menganalisis 50 jenis sel mulut sekaligus sebagai 'pintu depan' umum yang digunakan virus untuk memasuki dan menginfeksi sel," kata Byrd.

Atlas membantu mereka menentukan sel-sel yang berisiko tertinggi untuk infeksi SARS-CoV-2, dan kemudian tim memeriksa pekerjaan mereka terhadap sampel air liur dan jaringan yang diautopsi dari pasien.

Meski penelitian tersebut menemukan bahwa SARS-CoV-2 menginfeksi sel di mulut, beberapa pertanyaan masih belum terjawab.

Baca Juga: Covid-19 Makin Ganas, Waspada Penularan melalui Rongga Mulut

kompas.com
shutterstock

Ilustrasi pemerikasaan PCR.

Pertama, penelitian tersebut tidak dapat menunjukkan seberapa banyak virus yang ditemukan dalam air liur yang berasal dari sel mulut yang terinfeksi.

"Ada kemungkinan beberapa virus berasal dari tempat lain, seperti hidung atau paru-paru," kata Byrd.

"Namun, kami menemukan kelenjar ludah yang kurang penting, tetapi tersebar luas - yang disebut kelenjar ludah minor, dapat membuat virus sendiri setelah terinfeksi," katanya.

Tim mengonfirmasi hal ini dengan memeriksa kadar RNA virus corona dalam sel menggunakan PCR, sejenis tes yang sering digunakan untuk mendeteksi dan mendiagnosis Covid-19, serta teknik yang disebut hibridisasi in situ yang juga mendeteksi materi genetik.

"Kami berhipotesis ini adalah sumber utama virus dalam air liur," kata Byrd. Hal ini tentunya perlu dikonfirmasi pada lebih banyak pasien Covid-19.

Selain itu, tim peneliti belum mengetahui bagaimana fungsi kelenjar ludah berubah setelah terinfeksi virus corona.

"Jika produksi air liur entah bagaimana terganggu, seseorang dapat berspekulasi bahwa seseorang dapat mengembangkan perubahan rasa atau hilangnya rasa. Tapi, ini hanya hipotesis" kata Villa.

Infeksi SARS-CoV-2 oral juga dapat berkontribusi pada gejala lain, seperti mulut kering dan melepuh di jaringan mukosa. menurut Byrd, pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana virus corona menginfeksi sel mulut, pada tingkat molekuler, dapat membantu meningkatkan perawatan untuk pasien dengan gejala ini.

Beberapa uji klinis juga sedang menyelidiki, apakah obat kumur dapat membantu mencegah atau mengobati infeksi Covid-19.

Sementara itu, studi baru menunjukkan satu poin penting, yaitu orang tanpa gejala dapat membawa banyak partikel virus dalam air liur mereka.

Pada dua orang tanpa gejala yang termasuk dalam penelitian, virus ditemukan dalam air liur mereka 14 hari setelah tes positif pertama mereka, meskipun mereka telah dites negatif untuk virus di hidung dan tenggorokan mereka pada saat itu.

Studi tersebut tidak membahas apakah virus yang terdeteksi masih dapat hidup, yang berarti dapat menginfeksi sel.

"Penelitian ini sangat menggaris bawahi pentingnya langkah-langkah kesehatan masyarakat yang kami tahu efektif seperti penggunaan masker, jarak sosial, dan cuci tangan, baik Anda memiliki gejala atau tidak," kata Byrd.

"Terkait tentang bagaimana infeksi mulut sesuai dengan gambaran besar Covid-19, masih banyak yang harus dipelajari tentang di mana SARS-CoV-2 dimulai, berjalan di dalam tubuh kita, dan akhirnya dibersihkan," pungkas Byrd.` Artikel ini telah tayang di Kompas.comdengan judul Virus Corona yang Menginfeksi Mulut Jadi Penyebab Hilangnya Rasa

#BerbagiIDEA

Editor : Maulina Kadiranti

Sumber : kompas