Ketika Kumpul Keluarga Besar Berbuah Petaka, 10 Orang Positif Covid-19

Rabu, 09 Desember 2020 | 10:10
kompas.com

Ilustrasi kumpul keluarga

IDEAOnline.co.id - Bermula acara perkumpulan keluarga besar, sebanyak sepuluh orang dinyatakan positif Covid-19.

Salah satunya ialah dokter bedah asal Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, dr Sriyanto.

Dua pekan setelah acara keluarga di Semarang, dia merasakan gejala sakit yang mengarah ke Covid-19 seperti demam serta mulut kering.

Ternyata diketahui, beberapa keluarganya di Semarang sudah terlebih dahulu dinyatakan positif Covid-19.

“Keluarga di Semarang mengabari saya kalau sudah anggota keluarga lain yang positif covid-19,” kata Sriyanto saat dihubungi, Sabtu (5/12/2020).

Setelah dilakukan tes swab, diketahui sebanyak 10 orang keluarga, termasuk dokter Sriyanto positif Covid-19 usai mengikuti kumpul keluarga besar di Semarang.

Sriyanto sekeluarga berinisiatif menjalani uji swab dan hasilnya diketahui positif pada Rabu (18/11/2020).

Tak hanya Sriyanto, anaknya yang berusia 17 tahun juga terkonfirmasi positif Covid-19.

Dokter spesialis bedah RSU Muliah Hati Wonogiri itu langsung dirawat bersama anaknya di RSUD dr Moewardi, Solo.

Dia memang ingin dirawat di RSUD dr Moewardi karena menggunakan obat Tocilizumab dan plasma konvalesen untuk penyembuhan pasien Covid-19.

Baca Juga: Polusi Udara Mengintai, Ini Cara Menjaga Lingkungan Ruang Tetap Bersih

Kompas.com
Shutterstock

Ilustrasi kumpul keluarga.

Tak Bisa Bernapas

Berangkat dalam kondisi demam menggigil dan batuk, kondisi Sriyanto semakin memburuk dari hari ke hari.

Apalagi dia mengetahui kabar ayah mertuanya yang terbaring lemah di RSUP dr Kariadi Semarang karena penyakit yang sama.

Batuknya semakin hebat dan membuat bagian tubuh lainnya menjadi sakit karena sentakannya.

Meski tidak merasakan sesak napas seperti pasien Covid-19 lainnya, dia tetap kesulitan bernapas akibat batuk yang tak bisa berhenti. “Saya sangat tersiksa sekali dan membuat saya kesulitan bernapas,” jelas Sriyanto.

Hari keenam, sakitnya semakin parah dengan ditambah gejala hilangnya indra penciuman.

Selain tak bisa mencium bau, dia juga kesulitan mengunyah makanan.

Nasi terasa menjadi keras dan tak mau ditelan oleh tenggorokannya.

Makanan yang masuk ke mulut kembali dimuntahkan dalam kondisi utuh.

“Saya tidak bisa membaui dan susah mengunyah hingga menelan. Dari pagi sampai siang akhirnya saya tidak makan. Saya hanya minum saja,” kata Sriyanto.

Menurutnya, gejala tersebut semakin membuatnya paranoid hingga memasrahkan diri kepada Sang Pencipta.

Dapat Donor Plasma

Beruntung dua kantong plasma darah penyintas Covid-19 tiba dari Jakarta.

Dia juga meminta disuntik Tocilizumab oleh dokter.

"Jadi saya pas banget dapat obat. Saya tidak bisa membayangkan tidak mendapatkan Tocilizumab dan plasma dengan posisi dua hari tidak makan bisa makin memburuk. Sehari saja saya rasakan sangat tidak enak. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana kalau hal itu terjadi hingga tiga hari,” kata Sriyanto.

Seperti mendapat mukjizat, kondisi tubuhnya mulai normal enam jam setelah mendapatkan donor plasma. Saat mencoba makan pisang, dirinya bisa menelan tanpa hambatan.

Besoknya, dia kembali menerima plasma konvalesen dan tertidur sampai 12 jam.

“Saat diinjeksi yang kedua saya tertidur selama 12 jam. Seharian itu saya hanya tertidur. Begitu terbangun, badan terasa lebih ringan dan segar. Batuk juga sudah berkurang banyak dan demam perlahan menurun,” ungkap Sriyanto.

Baca Juga: Dandani Jendela Pakai Gorden atau Blind? Mana yang Lebih Tepat?

Kompas.com
Kompas.com

Ilustrasi stop penyebaran Covid-19

Kabar Buruk di Tengah Kondisi Membaik

Badan Sriyanto semakin membaik dan organ tubuhnya mulai berfungsi normal.

Namun saat itu dia mendapatkan kabar buruk bahwa ayah mertuanya meninggal dan dimakamkan dengan protokol Covid-19, Sabtu (21/11/2020).

Sedangkan kondisi anaknya selama perawatan hanya merasakan gejala ringan.

Sriyanto memang memiliki penyakit komorbid diabetes melitus sehingga dikhawatirkan menjadi pemicu sakit hingga berujung kehilangan nyawa.

Dia bersyukur, kini telah dinyatakan sembuh setelah mengalami cobaan bertubi-tubi tersebut.

Pesan Sriyanto Sriyanto berharap masyarakat mempercayakan masalah kesehatan kepada tim medis.

Menurutnya, dokter memiliki prosedur dan obat yang sudah teruji sehingga bisa dipertanggungjawabkan.

Tentu dengan doa yang tulus dari orang di sekitar akan membantu kesembuhan pasien.

Sriyanto sendiri memiliki tekad untuk bertahan hidup agar bisa berbuat amal salih.

“Tekad itu saya tanamkan kuat dalam hati karena saya masih ingin hidup untuk menambah amal salih. Bekal saya belum cukup untuk pulang ke negeri keabadian,” ujar Sriyanto. Sumber: Kompas.com

(Penulis : Kontributor Solo, Muhlis Al Alawi | Editor : Teuku Muhammad Valdy Arief) Artikel ini telah tayang di Kompas.comdengan judul Usai Kumpul Keluarga Besar, 10 Orang Positif Covid-19 Termasuk Dokter Sriyanto, Ini Kisahnya

#BerbagiIDEA

Editor : Akhmad Juanda

Baca Lainnya