Vaksinasi Covid-19 Dimulai 13 Januari, Waspada 5 Hoaks Soal Vaksin Ini

Kamis, 07 Januari 2021 | 09:00
kompas.com

Ilustrasi hoaks, hoax(Shutterstock)

IDEAOnline-Mengikuti sejumlah negara lainnya yang sudah lebih dulu, Indonesia rencananya akanmulai vaksinasi pada pertengahan Januari ini.

Diberitakan Kompas.com, Senin (4/1/2021), Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah menjadwalkan vaksinasi Covid-19 pekan depan namun masih menunggu izin edar darurat atau emergency use authorization dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

"Tadi dilaporkan bahwa pemerintah akan segera memulai untuk melakukan vaksinasi yang dijadwalkan sekitar pertengahan bulan atau minggu depan," kata Airlangga yang juga Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, melalui tayangan YouTube Sekretariat Presiden.

Sebelumnya Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, tujuan utama vaksinasi di masa pandemi Covid-19 ini adalah untuk menciptakan kekebalan komunitas atau herd immunity.

Sehingga apabila makin banyak orang yang kebal terhadap virus maka berangsur-angsur pandemi bisa berakhir.

"Perlu diingat tujuan utama vaksinasi di masa pandemi adalah terciptanya herd immunity atau kekebalan kelompok. Meskipun vaksinasi pada individu menciptakan kekebalan pada individu itu," ujar Wiku dalam konferensi pers virtual yang ditayangkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (10/12/2020).

Meskipun vaksinasi penting dilakukan, masih saja ada beredar sejumlah hoaks di masyarakat terkait vaksin Covid-19 yang akan beredar di Indonesia.

Apa saja itu?

1. Vaksin dapat mengubah genom.

Juru Bicara Vaksin Covid-19 PT Bio Farma Bambang Herianto menjelaskan ada vaksin yang menggunakan RNA, ada yang menggunakan DNA.

Terkait beredarnya informasi bahwa vaksin dapat mengubah genom manusia menjadi hal lain, menurut Bambang itu tidak benar.

"Betul-betul hoaks," katanya saat dihubungi Kompas.com, Selasa (5/1/2021).

Dia menjelaskan meski berasal dari RNA, genetiknya sudah terputus. Jadi tidak mungkin dengan tiba-tiba masuk ke gen manusia lalu mengubah manusia menjadi buaya, monyet, atau lainnya.

Dia mengatakan para ahli sudah memperhitungkannya. "RNA diambil kemudian dijadikan vaksin. Nggak mungkinlah mengubah manusia menjadi monyet," tuturnya.

Baca Juga: Berikut Kelompok yang Tidak Boleh Disuntik Vaksin Covid-19

kompas.com

Ilustrasi hoaks, hoax(Shutterstock)

2. Vaksin masih uji klinik.

Terdapat informasi yang menyebutkan bahwa vaksin Covid-19 yang akan digunakan adalah vaksin untuk uji klinik ( only for clinical trial).

Hal tersebut dipastikan hoaks atau tidak benar oleh BPOM.

“Kami konfirmasikan bahwa vaksin Covid-19 yang saat ini sudah berada di Bio Farma, dan akan digunakan untuk program vaksinasi nantinya, akan menggunakan vaksin yang telah memperoleh izin penggunaan dari BPOM, sehingga kemasannya pun akan berbeda dengan vaksin yang digunakan untuk keperluan uji klinik,” kata Juru Bicara Vaksin Covid-19 PT Bio Farmahoaks vaksin Covid-19 dalam konferensi pers 3 Januari 2021.

Adapun foto yang beredar di media sosial menggunakan kemasan pre-filled syringe, atau biasa disingkat PFS, dimana kemasan dan jarum suntik berada dalam satu kemasan.

Itu adalah kemasan Corovac untuk uji klinik.

Sedangkan vaksin yang akan digunakan untuk program vaksinasi pemerintah dikemas dalam bentuk vial single dose dan tidak akan ada penandaan “only for clinical trial” karena telah memperoleh izin penggunaan.

3. Vaksin mengandung Vero Cell

Vero Cell atau sel vero merupakan jalur sel (continuous cell line) yang berasal dari ginjal monyet hijau afrika (African green monkey).

Beredar info di masyarakat bahwa vaksin yang akan diberikan nanti mengandung bahan dari kera, yaitu vero cell.

Bambang menjelaskan bahwa vaksin Covid-19 buatan Sinovac tidak mengandung vero cell, karena vero cell hanya digunakan sebagai media kultur untuk media kembang dan tumbuh virus tersebut untuk proses perbanyakan virus sebagai bahan baku vaksin.

Dia menjelaskan jika tidak mempergunakan media kultur, maka virus akan mati sehingga tidak dapat digunakan untuk pembuatan vaksin.

Setelah mendapatkan jumlah virus yang cukup, maka akan dipisahkan dari media pertumbuhan dan vero cell ini tidak akan ikut/terbawa dalam proses akhir pembuatan vaksin.

“Dengan demikian, pada produk akhir vaksin, sudah dapat dipastikan tidak akan lagi mengandung sel vero tersebut,” jelas Bambang.

Saat dihubungi Kompas.com, Selasa (5/1/2021), Bambang menjelaskan produksi vaksin itu ibarat menanam padi yang membutuhkan media tanam berupa tanah.

Pada vaksin Sinovac, media tumbuhnya bukan tanah tapi vero cell.

"Tapi ketika padi itu dipanen apakah tanahnya ikut? Nggak. Apalagi dimakan. Jadi vero cell ini nggak ada," tuturnya.

Selain itu dia menjelaskan pengambilan vero cell bukan terus menerus.

Pengambilan vero cell hanya dilakukan sekali dan sudah lama sekali. Itu digunakan terus menerus hingga kini.

"Sekali aja ngambilnya, terus diperbanyak-diperbanyak seperti kultur," ujarnya.

Dia mengatakan sehingga tidak benar jika disebutkan bahwa banyak kera dibunuh untuk membuat vaksin Covid-19.

Baca Juga: 4 Hal Penting Diketahui Terkait Varian Baru Covid-19 Inggris, Karakter hingga Vaksin

kompas.com

Ilustrasi hoaks, hoax(Shutterstock)

4. Vaksin mengandung virus yang dilemahkan.

Beredar juga informasi bahwa vaksin Covid-19 mengandung virus yang dilemahkan.

Namun hal itu tidak benar. Bambang mengatakan vaksin Covid-19 buatan Sinovac yang akan digunakan mengandung bahan antara lain virus yang sudah dimatikan (atau inactivated virus).

Selain itu tidak mengandung sama sekali virus hidup atau yang dilemahkan.

Itu merupakan metode paling umum dalam pembuatan vaksin.

5. Vaksin mengandung bahan pengawet.

Hoaks lain yang beredar adalah terdapat bahan-bahan pengawet yang terkandung dalam vaksin.

Bambang mengklarifikasi bahwa vaksin Covid-19 buatan Sinovac tidak mengandung bahan seperti boraks, formalin, merkuri, serta tidak mengandung pengawet.

Vaksin yang akan digunakan di masyarakat telah melalui tahapan pengembangan dan serangkaian uji yang ketat, sehingga terjamin kualitas, keamanan dan efektivitasnya di bawah pengawasan BPOM serta memenuhi standar internasional.

Selain itu Bambang juga mengatakan tidak benar jika disebut bahwa vaksin Covid-19 mengandung bayi yang diaborsi.

"Nggak ada di vaksin Sinovac, nggak ada sama sekali," kata Bambang.

(Sumber: Kompas.com/Dian Erika Nugraheny/Fitria Chusna Farisa | Editor : Dani Prabowo/Krisiandi) Artikel ini telah tayang di Kompas.comdengan judul Vaksinasi Covid-19 Dimulai 13 Januari, Waspada 5 Hoaks Soal Vaksin Ini

#Berbagiidea #Berbagicerita #Bisadarirumah #Gridnetwork

(*)

Editor : Maulina Kadiranti

Sumber : kompas

Baca Lainnya