Mengingat Kembali Kisah Lockdown di Kota Ini, Diharuskan Telanjang Saat Disemprot Disinfektan hingga Dipaksa Minum Obat Tradisional yang Akibatkan Mual dan Lemas

Kamis, 18 Februari 2021 | 13:00
tribunnews.com

Ilustrasi lockdown demi menghentikan penyebaran virus corona.

IDEAonline- China merupakan negara pertama yang menemukan virus corona (Covid-19).

China juga merupakan negara pertama yang menerapkan lockdown demi mengurangi penyebaran virus corona.

Namun nyatanya lockdown membuat warga China kesusahan. Khususnya warga yang tinggal di Xinjiang.

Pada awal pertengahan 2020,warga Xinjiangdikabarkan mengalami perlakuan tidak menyenangkan akibat lockdown untuk menanggulangi Covid-19 di China.

Baca Juga: Terbongkar Masih Keturunan Bangsawan, Beredar Foto Hunian Sederhana Keluarga Arya Seloka, Lebih Pilih Tinggal di Kampung

Baca Juga: Tinggal di Hunian yang Homey, Penyanyi Terkenal Ini Diduga Sudah Hancurkan Rumah Tangga Personel Bandnya hingga Sang Istri Gugat Cerai

Dikutip dariDaily Mailpada Selasa (1/9/2020), muncul laporan bahwa orang-orang di Xinjiang ditahan hingga dipaksa minum obat tradisional China.

Pemeritah setempat diduga menggunakan tindakan keras untuk mengurangi penyebaranvirus corona.

Otoritas mengunci penduduk di dalam rumah dan menerapkan karantina yang lebih lama bagi warga yang tak patuh.

Bahkan beberapa warga mengaku dipaksa mengonsumsi obat tradisional China.

Padahal pemaksaan seperti itu dinilai ahli sebagai pelanggaran etika medis.

Seorang wanita Uighur mengatakan dia dijebloskan ke dalam sel bersama puluhan wanita ketika puncak-puncaknya wabah.

Dia mengklaim penjaga memaksanya minum obat yang berefek mual dan lemas.

Dia juga mengaku diminta telanjang sekali dalam seminggu dan menutupi wajah saat disemprot disinfektan.

Kompas.com | Imam Rosidin

ilustrasi

Baca Juga: Jangan Terlalu Berasumi, Ini Penjelasan Ahli Mengenai Penggunaan Tisu Basah Disinfektan untuk Cegah Covid-19?

Baca Juga: Pasang AC di Rumah Memang Tak Ada Salahnya, Bagaimana Jika Artis Ini Justru Letakan Pendingin Ruang di Garasi Mewahnya, Begini Kata Prilly!

"Itu mendidih," ujar wanita ini dengan syarat anonim karena takut dengan otoritas.

"Tangan saya rusak, kulit saya mengelupas," tambahnya.

Wanita Uighur ini dibebaskan dan dikunci di dalam rumahnya setelah sebulan ditahan, meskipun tes rutin menunjukkan dia bebas dari Covid-19.

Dia mengklaim bahwa para penjaga memaksanya untuk minum obat tradisional dalam botol putih tanpa tanda sekali sehari.

Mereka mengancam akan menahannya bila tidak patuh.

Otoritas lokal mengatakan langkah-langkah tersebut dilakukan demi kesejahteraan penduduk.

Lockdown di Xinjiang diperbaharui setelah total kasus Covid-19 pada bulan Juli 2020 mencapai 826.

Meskipun jumlah kasus di Xinjiangmenjadi beban kasus terbesar di China, langkah ketat dan keras sudah berlaku sejak nol infeksi di sana.

China tepatnya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei merupakan pusat penyebaran Covid-19 pertama kali.

Akibatnya kota itu dikunci hingga berbulan-bulan lamanya.

Meskipun Wuhan bergulat dengan lebih dari 50.000 kasus, jauh lebih banyak dari Xinjiang, penduduk tidak dipaksa sebagaimana dilakukan di Xinjiang.

Walaupun lockdown di Wuhan terbilang ketat, tapi warga diizinkan keluar dan tidak dipaksa minum obat tradisional.

Bahkan reaksi pemerintah pada 300 kasus di Beijing pada Juni lalu lebih santai lagi.

Otoritas hanya menutup beberapa lokasi yang dinilai berbahaya dalam beberapa minggu.

Sebaliknya, sekitar setengah dari 25 juta warga Xinjiangdi pelosok menjalani lockdown padahal lokasinya jauh dari pusat wabah di Ibukota Urumqi, sebagaimana diberitakan media pemerintah.

Lockdown di Xinjiangdiawasi aparat yang nampaknya telah mengubah wilayah tersebut menjadi negara polisi.

Selama tiga tahun terakhir, otoritas menyapu satu juta atau lebih orang Uighur, Kazakh, dan etnis minoritas lainnya ke dalam berbagai bentuk penahanan.

Mereka dimasukkan ke dalam kamp dan dilatih dengan kekerasan.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

(Artikel ini telah tayang diTribunnews.comdengan judul "Cerita Lockdown di Xinjiang: Warga Dikurung, Dipaksa Minum Obat Tradisional China, dan Didesinfeksi")

Editor : Maulina Kadiranti

Sumber : tribunnews

Baca Lainnya