3 Bulan setelah Sembuh, Penyintas Covid-19 Baru Bisa Divaksin, Ini Alasannya!

Jumat, 05 Maret 2021 | 15:00
Kompas.com

Ilustrasi vaksin Covid-19.

IDEAOnline-Apakah orang yang sudah sembuh dari Covid-19 bisa divaksinasi Covid-19?

Pertanyaan ini banyak terlontar dari masyarakat, utamanya para penyintas Covid-19.

Penyintas atau orang yang sembuh dari Covid-19 diperbolehkan menerima vaksinasi.

Dengan catatan, suntikan vaksin diberikan tiga bulan setelah sembuh.

"Hasil kajian menyebut vaksinasi Covid-19 dapat diberikan pada penyintas setelah 3 bulan," kata juru bicara vaksinasi Covid-19 Siti Nadia Tarmizi, Minggu (14/2/2021).

Hal ini diatur dalam surat edaran terbaru yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan dengan nomor HK.02.02/11/368/2021 tentang Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 pada Kelompok Sasaran Lansia Komorbid dan Penyintas Covid-19 serta Sasaran Tunda.

Berkaitan dengan vaksinasi untuk penyintas dan sasaran yang ditunda, ada beberapa pertanyaan yang muncul di masyarakat.

Berikut ulasan Guru Besar Fakultas Farmasi UGM, Prof. Zullies Ikawati, Ph.D yang dikutip dari Kompas.com.

1. Kenapa penyintas Covid-19 baru bisa mendapat vaksin 3 bulan setelah sembuh?

Berkaitan dengan pertanyaan ini, Guru Besar Fakultas Farmasi UGM, Prof. Zullies Ikawati, Ph.D., Apt angkat bicara.

Bukannya tidak boleh diberi vaksin.

Namun, penyintas Covid-19 bukan menjadi prioritas penerima vaksin karena di dalam tubuhnya sudah mengembangkan antibodi alami setelah terinfeksi.

Baca Juga: Pandemi Covid-19 Bakal Jadi Endemik dan Vaksinasi Dianggap Paling Cocok untuk Menghadapinya, Ini Penjelasannya!

Kompas.com
Shutterstock

Ilustrasi vaksin Covid-19.

"Sebelum 3 bulan (usai dinyatakan sembuh), orang masih ada kekebalannya. Jadi penyintas tidak diprioritaskan untuk menerima vaksin," jelas Zullies dihubungi Kompas.com, Senin (22/2/2021).

"Tetapi setelah tiga bulan, antibodi memang sudah mulai menurun. Oleh sebab itu, disarankan untuk divaksin lagi setelah tiga bulan," imbuh dia.

Selain itu, pemberian vaksin Covid-19 di Tanah Air, untuk sekarang, masih berdasarkan prioritas mana yang paling butuh mendapat vaksin.

2. Bagaimana dengan orang yang sudah divaksin kemudian seminggu kemudian positif Covid-19. Kapan vaksin tahap kedua sebaiknya dilakukan?

Seperti kita tahu, ada beberapa kasus di mana orang yang belum pernah terinfeksi Covid-19 melakukan vaksinasi tahap I, beberapa hari kemudian (sebelum suntik tahap II) dinyatakan positif Covid-19.

Nah, dalam kasus seperti ini, Zullies mengatakan jika kasus ini OTG atau tidak ada gejala, maka orang tersebut masih boleh divaksin untuk tahap kedua.

"Tapi, kalau dia bergejala, maka (pemberian vaksin kedua) harus ditunggu sampai gejala selesai, sampai sembuh. Kemudian dia tetap bisa mendapatkan vaksin (kedua)," jelas Zullies.

Untuk diketahui, jarak suntikan vaksin tahap I dan II adalah dua minggu.

3. Bagaimana keamanan vaksin Covid-19 untuk lansia?

Zullies menjelaskan, vaksin Covid-19 yang dipakai untuk lansia saat ini di Tanah Air adalah vaksin CoronaVac dari Sinovac.

"Karena (vaksin yang digunakan) sama, jadi dari segi keamanan sama dengan yang untuk orang dewasa," kata Zullies.

Artinya, efek samping yang ditimbulkan setelah vaksin masih dalam rentang ringan sampai sedang.

Baca Juga: Inilah Aturan Pemberian Vaksin pada Penyintas Covid-19 dan Lansia

Kompas.com
SHUTTERSTOCK/Bojan Milinkov

Ilustrasi vaksin Covid-19 untuk manula.

Beberapa orang yang divaksin ada yang bisa mengalami bengkak, nyeri di tempat suntikan, lelah, mengantuk, hingga pusing.

"Karena vaksinnya sama, efek sampingnya sama. Tapi kalau pakai Pfizer misalnya atau yang lain, mungkin efeknya beda lagi. Karena efek (samping) tergantung pada jenis vaksinnya," imbuh dia.

Untuk vaksinasi pada lansia, Zullies mengatakan memang perlu lebih hati-hati mengingat orang lansia biasanya juga sudah memiliki komorbid.

Oleh karena itu, pemeriksaan pada lansia sebelum divaksin memang harus lebih ketat.

"Misalnya dia punya penyakit tertentu, seperti diabetes, itu harus terkontrol. Pasien yang masih dalam pengobatan tidak apa-apa (divaksin), tapi (saat akan divaksin) dalam keadaan kadar gula normal," jelas Zullies.

"Pengobatan untuk penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes, itu supaya (pasien) tetap terkontrol dalam keadaan normal," tambahnya.

Kendati penyakit komorbid dapat meningkatkan risiko efek samping pada lansia, tapi penelitian yang dilakukan di negara lain terhadap lansia menunjukkan bahwa vaksin Sinovac aman digunakan. Artikel ini telah tayang di Kompas.comdengan judul Kenapa Penyintas Covid-19 Baru Disuntik Vaksin Setelah 3 Bulan?

#BerbagiIDEA

Tag

Editor : Maulina Kadiranti

Sumber kompas