Berpotensi Serang Banyak Organ, Ternyata Covid-19 Juga Sebabkan Sindrom Hiperinflamasi, Apa Itu?

Rabu, 10 Maret 2021 | 10:00
Kompas.com

Ilustrasi pasien Covid-19 di ruang perawatan intensif (ICU)

IDEAOnline-Orang dewasa yang terinfeksi virus corona SARS-CoV-2 juga dapat mengembangkan sindrom hiperinflamasi atau peradangan multisistem yang berpotensi fatal.

Kondisi misterius ini sebelumnya terlihat pada anak-anak yang terinfeksi Covid-19.

Dilaporkan sebelumnya, sindrom hiperinflamasi adalah penyakit parah yang menyerang banyak organ dan menyebabkan peningkatan peradangan pada tubuh.

Baca Juga: Tak Hanya Kanker, Ini yang Akan Terjadi pada Tubuh Saat Gunakan Kamper Berlebihan

Baca Juga: Beda Keyakinan, Ternyata Ini yang Dilakukan Calon Suami Naysilla Mirdad Saat Ke Rumah Kekasih, Udah Akrab?

Meski langka, riset kecil tersebut penting menjadi perhatian para dokter.

Laporan ini terbit di CDC Morbidity and Mortality Weekly Report, Jumat (2/10/2020).

Peneliti yang dipimpin Tim CDC Covid-19 Response merinci 27 pasien yang mengalami gejala parah berkaitan dengan jantung, sistem pencernaan, kulit, dan otak, tapi tidak ada tanda-tanda penyakit pernapasan parah.

Sebagai contoh, banyak pasien mengeluh mengalami demam, nyeri dada, jantung berdebar, atau keluhan di perut.

Meski banyak yang tidak mengalami batuk atau gejala pernapasan, mereka dinyatakan positif terinfeksi Covid-19 atau pernah terinfeksi berdasar tes asam nukleat, antigen, atau antibodi.

Tiga dari 27 pasien ini meninggal akibat penyakit Covid-19.

Baca Juga: Simak Isi RAKERNAS IAI 2021 yang Bertemakan Arsitektur, Kota dan Resiliensi

Baca Juga: Tak Hanya Cara Mengecat yang Baik, Begini Cara Hitung Kebutuhan Cat!

"Meskipun peradangan dan disfungsi organ ekstrapulmoner telah dijelaskan pada orang dewasa yang dirawat di rumah sakit dengan Covid-19 yang parah, kondisi ini umumnya disertai dengan kegagalan pernapasan," tulis laporan itu seperti dilansir IFL Science, Senin (5/10/2020).

"Sebaliknya, pasien yang dijelaskan di sini memiliki gejala pernapasan yang minimal."

Sindrom ini tampaknya sangat jarang, terlebih penelitian ini hanya melibatkan 27 orang.

Kendati demikian, para peneliti menyarankan agar dokter dan profesional medis mewaspadai sindrom tersebut.

Laporan tersebut menyebut kondisi sindrom inflamasi multisistem pada orang dewasa sebagai MIS-A.

Mungkin yang paling mengkhawatirkan, belum jelas apakah kondisi ini terkait dengan infeksi Covid-19.

Pasalnya, setengah dari pasien tampaknya tidak menunjukkan gejala pernapasan serius sebelum timbulnya penyakit.

Sebagai catatan para peneliti, kondisi MIS-A sangat mirip dengan sindrom inflamasi multisitem pada anak-anak (MIS-C), kondisi misterius yang dilaporkan pada tahap awal pandemi.

Saat itu, kebanyakan anak-anak yang terinfeksi Covid-19 mengembangkan gejala yang relatif ringan.

Baca Juga: Sempat Dicap Perempuan Liar oleh Mantan Kekasih, Begini Penampakan Kasur Bertabur Bunga yang Sempat Viral oleh Vanessa Angel!

Baca Juga: Tak Hanya Cara Mengecat yang Baik, Begini Cara Hitung Kebutuhan Cat!

Namun dalam beberapa kasus, sejumlah anak mengembangkan keadaan hiperinflamasi multi-sistem, fitur sindrom syok toksik yang tumpang tinding dan penyakit Kawasaki atipikal.

Untungnya, sindrom ini sangat jarang dengan hanya beberapa ratus kasus yang didokumentasikan pada anak-anak di seluruh dunia.

Penyebab mendasar dari MIS-A dan MIS-C tidak jelas dan banyak ketidakpastian terkait kondisi tersebut.

Namun, perlu dicatat bahwa semua kecuali satu pasien dengan MIS-A yang dijelaskan dalam laporan tersebut berasal dari kelompok ras atau etnis minoritas; Kecenderungan serupa dengan pengamatan sebelumnya bahwa orang-orang yang berasal dari etnis Asia atau Kulit Hitam tampaknya berisiko lebih tinggi terkena infeksi Covid-19 yang parah.

"Ketidakadilan kesehatan dan sosial yang berkepanjangan telah mengakibatkan peningkatan risiko infeksi dan hasil yang parah dari Covid-19 di komunitas kulit berwarna," catat penelitian.

Baca Juga: Tak Hanya Kanker, Ini yang Akan Terjadi pada Tubuh Saat Gunakan Kamper Berlebihan

Laporan tersebut juga mencatat bahwa kurang dari sepertiga dari pasien dewasa dalam laporan baru tersebut dites negatif untuk SARS-CoV-2, meskipun mereka dites positif untuk antibodi terhadap virus tersebut.

Menurut para peneliti, MIS-A dan MIS-C mungkin mewakili proses pasca infeksi.

Namun, untuk saat ini, masih banyak yang harus dipelajari tentang komplikasi SARS-CoV-2 yang tidak biasa dan tampaknya langka.

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.comdengan judulCovid-19 Juga Sebabkan Sindrom Hiperinflamasi pada Orang Dewasa

#Berbagiidea #Berbagicerita #Bisadarirumah #Gridnetwork

(*)

Tag

Editor : Maulina Kadiranti

Sumber kompas