Kadar Vitamin D di Tubuh dan Risiko Terkena Covid-19, Cek Penelitian Terbaru!

Sabtu, 05 Juni 2021 | 18:30
Kompas.com

Ilustrasi vitamin D disebut dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh untuk melawan infeksi virus corona yang menyebabkan Covid-19.

IDEAOnline-Di awal masa pandemi, vitamin D disebut dapat meningkatkan kekebalan tubuh untuk melawan virus corona.

Tingkat vitamin D yang rendah dikaitkan dengan risiko terinfeksi Covid-19 dan penyakit lain yang lebih parah.

Baca Juga: Kasur yang Nyaman Harus Miliki Kepadatan Busa yang Pas, Simak 7 Prinsip Penting Lainnya, Wajib Tahu!

Baca Juga: Picu Penyakit Berbahaya yang Sempat Renggut Nyawa Ibu Ani Yudhoyono, Simak Bahaya Obat Nyamuk yang Jarang Diketahui

Kesimpulan yang sempat dibicarakan banyak orang ini berdasarkan studi in vitro, observasional, dan ekologi.

Namun memang tidak ada penelitian yang membuktikan bahwa kekurangan vitamin D berhubungan dengan Covid-19.

Seperti dikutip dari Live Science, satu studi yang telah diterbitkan 3 September di JAMA Network Open, menemukan bahwa risiko infeksi Covid-19 pada orang dengan kekurangan vitamin D hampir dua kali lebih tinggi daripada orang dengan tingkat vitamin D yang cukup.

Sementara itu, studi lain, yang diterbitkan pada 27 Oktober di The Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism, menemukan bahwa pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit memiliki kadar vitamin D yang rendah dibandingkan dengan kelompok pasien yang tidak terinfeksi Covid-19.

Adrian Martineau, yang mempelajari infeksi pernapasan dan kekebalan di Queen Mary University of London, dan juga tidak terlibat dalam studi mengatakan, kaitan tersebut belum cukup membuktikan bahwa kekurangan vitamin D menyebabkan peningkatan risiko Covid-19.

Sejumlah pakar yang dipimpin oleh Guillaume Butler-Laporte akhirnya meneliti hubungan antara vitamin D dan Covd-19.

Dalam laporannya yang terbit di jurnal PLoS Medicine, edisi Selasa 1 Juni 2021, tim peneliti menunjukkan bahwa meningkatkan kadar vitamin D dengan suplemen tidak akan membantu melindungi diri dari Covid-19.

Penelitian Dalam abstrak penelitiannya, tim mengatakan bahwa kadar vitamin D dikaitkan dengan banyak variabel pengganggu.

Baca Juga: Alasan Harus Rajin Berjemur, Kurang Vitamin D Kamu Bisa Alami Hal Ini

Baca Juga: Picu Penyakit Berbahaya yang Sempat Renggut Nyawa Ibu Ani Yudhoyono, Simak Bahaya Obat Nyamuk yang Jarang Diketahui

Dengan demikian hubungan vitamin D dan Covid-19 yang dijelaskan hingga saat ini mungkin tidak bersifat kausal atau ada prinsip sebab-akibat. Dilansir Reuters, Kamis (3/6/2021).

Para peneliti mempelajari lebih dari 1,2 juta orang keturunan Eropa dari 11 negara.

"Di sini kami menggunakan sampel MR 2 untuk menilai bukti yang mendukung efek kausal dari tingkat 250HD (25-hidroksi vitamin D) yang beredar pada kerentanan dan keparahan Covid-19," tulis tim peneliti.

Beberapa di antaranya memiliki varian genetik yang menghasilkan kadar vitamin D yang lebih tinggi secara alami.

"Orang dengan varian ini tidak memiliki risiko lebih rendah untuk infeksi virus corona, rawat inap, atau Covid-19 yang parah," tulis para peneliti dalam laporannya.

Hasil mereka menunjukkan bahwa meningkatkan kadar vitamin D pada orang yang kekurangan mungkin tidak akan membantu memerangi virus corona.

Selain itu, Laporte dan tim juga tidak percaya uji coba secara acak yang menguji suplementasi vitamin D akan bermanfaat.

Kendati demikian, para ahli lain masih ingin melihat hasil dari percobaan yang menguji suplemen vitamin D yang diberikan secara acak, utamanya pada orang-orang Afrika dan keturunan non-Eropa lainnya. Artikel ini telah tayang di Kompas.comdengan judul Studi Baru: Kadar Vitamin D yang Tinggi Tidak Melindungi dari Covid-19

#Rumahminimalis #Berbagiidea #Berbagicerita #Bisadarirumah #Gridnetwork #rumahtropis

(*)

Tag

Editor : Maulina Kadiranti

Sumber kompas