IDEAonline-Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi punya program baru.
NamanyaOrange Knowledge Program (OKP):Tailor Made Training Plus(TMT+).
Baca Juga: Ganti Kulkas Lama Ternyata Dapat Kurangi Biaya Tagihan Hingga 40%, Ibu-ibu Yuk Pahami!
Ini adalah program yang merupakan salah satuimplementasi kerja samaIndonesiabareng KerajaanBelandadalam pengembangan pendidikan vokasi melaluiSMKPusat Keunggulan.
Khususnya dalam bidang pertanian.
Program apa ya IDEA lovers?
Orange Knowledge Program (OKP) melalui kegiatanTailor Made Training Plus(TMT+) secara khusus didedikasikan untuk mendukungSMKPusat Keunggulan (SMKPK).
Melalui Nuffic Neso Ondonesia,PemerintahBelandarkomitmen untuk mendukung pengembangan pendidikan vokasi diIndonesia.
Dukungan tersebut diberikan untuk bidang pertanian padaSMKPK dengan kompetensi keahlian agribisnis tanaman pangan dan hortikultura serta agribisnis ternak unggas.
Untuk informasi, program TMT+ didanai oleh PemerintahBelandamelalui Nuffic NesoIndonesiadengan menunjuk konsorsium yang terdiri atas Institut Pertanian Bogor, Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (BBPPMPV) Bidang Pertanian Cianjur, Wageningen University, Zone College, Van Hall Larenstein, dan HollandDoor.
Baca Juga: Ganti Kulkas Lama Ternyata Dapat Kurangi Biaya Tagihan Hingga 40%, Ibu-ibu Yuk Pahami!
Kemendikbudristekmelalui Ditjen Pendidikan Vokasi juga telah menetapkan 10SMKPK sebagai penerima manfaat dari Program TMT+.
SMK-SMKterpilih itu merupakan hasil identifikasi yang dilakukan secara bersama-sama olehKemendikbudristek, Kementerian Pertanian, dan para pemangku kepentingan lain.
10SMKPK itu adalahSMKN 1 Karangtengah, SMKN 1 Wanareja, SMKN 1 Singgahan, SMKN 3 Kuala Kapuas, SMKN 3 Penajam Paser Utara, SMKN PP Kalasey,SMKPP Negeri Padang,SMKSwasta SPP SNAKMA Muhammadiyah Tanjung Anom, SMKN 1 Gelumbang, dan SMKN 1 Pagaran.
Menurut Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Wikan Sakarinto, Orange Knowledge Program:Tailor Made Training Plus(OKP TMT+) merupakan bentuk konkret kerja sama pemerintahIndonesiadengan KerajaanBelandadalam mendukung pendidikan vokasi diIndonesia, khususnya programSMKPusat Keunggulan (SMKPK) bidang pertanian, karenaBelandaadalah negara terbesar kedua di dunia dalam hal ekspor pertanian.
"Kita berharap dapat belajar banyak dari para ahli pertanianBelandasehinggaSMKpertanian akan memberikan inovasi dan lebih cepat memberikan perubahan, bahkan lebih cepat dari perubahan yang terjadi saat ini,” ungkap Wikan saat peluncuran program secara virtual, Rabu (16/6).
Baca Juga: Hasilnya Bisa Fantastis, Ubah Tampilan Rumah dengan Softfurnishing Ini
Wikan menambahkan,SMKPK akan menjadi pusat (hub) bagiSMKlain dalam hal pengembangan kompetensi SDM karena yang terpenting dan utama adalah pola pikir (mindset), keterampilan nonteknis, jiwa kepemimpinan (leadership), dan karakter lulusan yang kuat serta infrastruktur yang ada di dalamnya.
“Saya berharap program ini dapat diimplementasikan dengan baik dan memberikan hasil yang nyata dan akan menjadi lebih kuat. Program ini juga akan menciptakan petani, pengusaha (entrepreneur) di bidang pertanian, dan ahli-ahli di bidang pertanian sehingga akan menciptakanIndonesiamenjadi salah satu pemimpin di bidang pertanian,” ujar Wikan.
Lebih lanjut, Wikan mengatakan bahwa adanya program TMT+ akan membuka peluang-peluang baru bagiSMKsasaran untuk dapat memperkuat kelembagaan sekolahnya melalui kerja sama dengan dunia kerja di dalam negeri, bahkan hingga skala internasional.
Sementara itu Jan Verhagen dari Wageningen University selaku Ketua Konsorsium Pelaksana TMT+ , mengatakan bahwa pertanian merupakan sektor yang sangat penting untuk dikembangkan karena berdampak pada tingkat kesejahteraan penduduk di suatu negara.
“Melalui program TMT+, diharapkan tercipta kolaborasi jangka panjang antaraSMKdengan dunia kerja yang mampu membuka lebih banyak kesempatan kerja bagi generasi muda ataupun meningkatkan peluang kewirausahaan di bidang pertanian,” ungkapnya.
Menurut Verhagen, program TMT+ memiliki dua fokus utama. Pertama, penguatan kompetensi SDM melalui serangkaian pelatihan. Kedua, pengembangan kemitraan dengan dunia kerja yang melibatkan manajemenSMK.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Kemitraan dan Penyelarasan DUDI, Ditjen Pendidikan Vokasi, Ahmad Saufi mengatakan bahwa bahwa program TMT+ ini merupakan salah satu bentuk implementasi kerja sama pemerintahIndonesiadengan pemerintah KerajaanBelandamelalui nota kesepahaman (MoU) tentang pengembangan pendidikan vokasi di bidang pertanian pada tahun 2016.
“TMT+ ini merupakan bagian dari Orange Knowledge Program di mana pemerintahBelandamemberikan dukungan dalam implementasi kebijakan yang telah ditetapkan pemerintahIndonesia. Program TMT+ tersebut juga secara khusus didedikasikan untuk mendukung programSMKPusat Keunggulan. Untuk itu, kami telah mengidentifikasi 10SMKPusat Keunggulan bidang pertanian dengan kompetensi Agribisnis,” tutur Ahmad.
Ahmad Saufi menambahkan, di dalam program TMT+ ini, penguatan kelembagaan melalui kemitraan dengan dunia kerja dikembangkan di 10SMKPK terpilih. Selain itu, ada juga peningkatan kapasitas para pendidik maupun tenaga pendidikan melalui lokakarya (workshop) dan pemagangan.
“Melalui program TMT+ ini, kita semua berharapSMKsasaran dapat menciptakan SDM yang memiliki ke-cakapan hidup dalam berkarier, kecakapan dalam belajar dan berinovasi, serta kecakapan memanfaatkan informasi media dan teknologi, atau yang kita kenal dengan istilah keterampilan abad ke-21,” jelas Ahmad.
Direktur Nuffic NesoIndonesia, Peter van Tuijl, menyampaikan bahwa Program OKP TMT+ merupakan salah satu bentuk komitmen PemerintahBelandadalam mendukung program pendidikan PemerintahIndonesia. “Program ini merupakan salah satu bentuk komitmen yang berkelanjutan dari Pemerintah KerajaanBelandaatas pembangunan pendidikan yang sedang dilaksanakan diIndonesia. Kami pastikan bahwa dukungan dari Pemerintah KerajaanBelandaakan selalu in-line dengan kebijakan yang telah ditetapkan PemerintahIndonesia, khususnya dalam revitalisasi sekolah menengah kejuruan,” ujar pria yang juga fasih berbahasaIndonesiaini.
Sementara itu Wakil Rektor Bidang Internasionalisasi, Kerja Sama, dan Hubungan Alumni IPB, Dodik Ridho Nurrochmat, menuturkan bahwa pengalaman IPB dalam menjalin kemitraan strategis dengan industri pertanian dan bidang terkait dalam proses pendidikan, dapat menjadi lesson learned bagi para kepalaSMKPertanian untuk memastikan adanya hubungan saling menguntungkan antara dunia pendidikan dan industri.
“Program TMT+ difokuskan pada peningkatan kapasitas kepala sekolah dalam membangun kemitraan strategis dengan dunia usaha dan dunia industri serta peningkatan kapasitas guru di bidang-bidang dasar. Oleh karena itu, pengalaman IPB dalam membangun kemitraaan di bidang pertanian dengan industri pertanian diharapkan dapat menjadi contoh baik bagiSMK, khususnyaSMKPertanian diIndonesia,” pungkas Dodik.
Artikel ini telah tayang di suar.id dengan judul Kemendikbudristek Luncurkan Tailor Made Training Plus, Program Kerja Sama Pendidikan Vokasi Indonesia-Belanda
#Rumahminimalis #Berbagiidea #Berbagicerita #Bisadarirumah #Gridnetwork #Rumahtropis
(*)