IDEAOnline-Agar manusia yang tinggal di dalamnya merasa nyaman, ternyata rumah pun perlu bernapas.
Sebagai gambaran untuk menciptakan rumah tropis yang bernapas, bayangkan rumah desa yang dindingnya terbuat dari gedek (anyaman bambu).
Di rumah speerti ini, udara dari luar bangunan bisa masuk ke dalam rumah melalui celah anyaman bambu dan menghasilkan rasa nyaman tinggal di dalamnya.
Baca Juga: 3 Elemen Ini Wajib Ada jika Berniat Mewujudkan Konsep Rumah Tropis
Untuk mewujudkan dalam desain rumah tropis masa kini, rumah yang bernapas diimplementasikan melalui bukaan yang dibuat sebanyak mungkin.
Ruang yang tidak membutuhkan privasi seperti ruang tamu, ruang keluarga, dan ruang makan, dibuat terbuka tanpa dinding masif.
Dinding beton hanya terdapat pada ruang privat seperti kamar tidur dan kamar mandi.
Desain seperti ini membuat rumah menjadi menyatu dengan lingkungan sekelilingnya yang dipenuhi oleh tanaman hijau.
Agar cahaya matahari dapat masuk dari segala arah, bangunan tidak dibuat sampai menghabiskan seluruh area lahan, tetapi dibuat berjarak dengan — sekelilingnya.
Dengan demikian pemakaian lampu dapat dikurangi.
Baca Juga: 3 Hal Perlu Dicermati saat Rencanakan Pagar, Berapa Tinggi Idealnya?
Demikian juga dengan penghawaan buatan bisa ditekan dengan memaksimalkan penghawaan alami.
Untuk menjaga agar orang dari luar rumah tidak bisa melihat ke dalam ruangan, pasangi pagar kayu di bagian depan dan belakang rumah, kira-kira setinggi 2 m.
Bikin posisi pagar depan ini masuk ke arah dalam halaman.
Agar aliran udara dari depan tidak terhalang masuk ke dalam rumah, pagar kayu dibuat “bernapas” (breathing wall).
Caranya, pemasangan kayu dibuat tidak rapat, sehingga dari arah depan tetap bisa mengalir bebas ke dalam ruangan dan membuat rumah menjadi sejuk.
Selain memaksimalkan pencahayaan dan penghawaan alami, desain rumah juga dibuat minim perkerasan (beton).
Baca Juga: Taman Apik dan Bersih di Kolam Renang, Segarnya Dinding “Dibungkus” Raphidophora
Pembuatan beton boros energi alam dan menghasilkan sampah. Dan alam membutuhkan banyak energi untuk mengurainya kembali.
Perkerasan digunakan sebagai dinding dan lantai.
Dinding dari batu bata hanya terdapat di kamar tidur dan kamar mandi/WC. Sedangkan ruang-ruang lainnya dibiarkan terbuka tanpa penyekat, tetapi dikelilingi oleh tanaman.
Tanami bagian luar dinding bata pada kamar tidur dengan tanaman merambat.
Tanaman ini dapat mengurangi panas yang diterima oleh dinding, sehingga kamar tidur tetap sejuk pada siang maupun malam hari.
Penghuni rumah pun bisa tidur nyaman meski tanpa AC.
Perkerasan lantai juga hanya terdapat pada ruang-ruang privat tersebut.
Baca Juga: Do It Yourself Bikin Jalan Setapak Bertekstur Daun, Unik dan Alami!
Sedangkan di ruang lainnya, lantainya menggunakan paving block yang diisi tanaman rumput.
Dengan cara ini, penghuni rumah ketika berada di ruang non privat, seolah berada di tengah taman.
Tanaman hijau juga dihadirkan di atap rumah.
Atap rumah di lantai dua memang diperuntukkan bagi tanaman hijau dan ground cover.
Fungsinya untuk meredam panas yang diterima atap, sehingga ruangan di bawahnya tetap sejuk.
#Rumahminimalis #Berbagiidea #Berbagicerita #Bisadarirumah #Gridnetwork #Rumahtropis
(*)