IDEAOnline-Repotting atau mengganti pot perlu dilakukan di saat yang tepat untuk menghindari melambatnya pertumbuhan tanaman atau bahkan mati.
Ditanaman dalam pot, tanaman memiliki keterbatasan dalam penyerapan nutrisi. Karenanya, jangan alpa memerhatikan pertumbuhan tanaman dalam pot yang kamu miliki.
Lakukan penggantian pot atau repotting pada saat yang tepat, jangan terlambat, untuk menjaga kesuburan, pertumbuhan, atau bahkan mencegah dari matinya tanaman.
Beberapa tanda dapat kamu jadikan acuan untuk segera melakukan repotting, yaitu sebagai berikut.
- Jika media tanam sudah terlalu lama, jenuh, atau bahkan terdekomposisi,
- media tanam terlihat hancur dan memadat,
- akar tak bisa tumbuh memanjang atau justru terlihat akarnya mulai muncul dari lubang drainase dasar pot karena akar tanaman sudah penuh,
- pertumbuhannya mulai berhenti atau melambat karena perakaran tak jalan atau bahkan mati,
- ukuran tanaman yang sudah tak sesuai dengan pot
Meski repotting bukan merupakan pekerjaan yang susah dan sangat mungkin dilakukan sendiri tanpa tukang, namun jika kamu salah melakukan prosedur dalam repotting, tanaman tidak akan kembali tumbuh, bahkan mati.
Baca Juga: Air Berkualitas Sehatkan Tubuh, Ini Beda Penjernihan Air Sistem Reverse Osmosis Vs Sistem UV
Oleh karena itu, perhatikan langkah berikut ini agar dapat melakukannya dengan tepat dan praktis.
1. Memilih pot
Dalam memilih pot, sesuaikan ukuran tanaman dengan pot baru.
Pastikan bahwa pot yang baru mampu memberi ruang yang cukup untuk pertumbuhan akar.
Tidak ada ukuran pasti berapa perbandingan ukuran pot dengan besar tanaman. Paling penting masih ada ruang yang cukup untuk pertumbuhan akar.
Perhatikan kesesuaian secara proporsional.
Pot yang terlampau besar barangkali bagus untuk pertumbuhan, tetapi kurang bagus secara estetika. Soal jenis pot apapun bisa dipakai, pastikan bagian bawahnya ada lubang pembuangan air.
Jika tanaman kamu berukuran besar, sebaiknya menggunakan pot gerabah atau keramik yang tebal sehingga tidak mudah pecah.
Baca Juga: Manfaatkan Tanaman untuk Bikin Ilusi, Taman Pun Terkesan Lebih Luas!
2. Memilih media tanam
Selanjutnya adalah memilih media tanam yang mampu menyimpan air.
Komposisi campuran media disesuaikan dengan karakter tanaman.
Hal ini dikarenakan ada sejumlah tanaman yang membutuhkan media yang agak lembap atau dengan campuran lainnya
Gunakan media dengan porus yang cukup jika kamu sering menyiram tanaman.
Sementara itu, media yang mampu menahan air dapat digunakan bagi kamu yang malas menyiram tanaman.
Semisal philo bisa menggunakan campurancoco chipdan akar pakis. Sementara alokasia dan keladi hias yang butuh media agak lembap bisa memakai sekam bakar dan andam.
Baca Juga: Ada Risiko Jadikan Tanaman untuk Peneduh Carport, Jangan Salah Pilih!
Baca Juga: Ternyata Membawa Kegunaan, Terungkap Alasan Tak Perlu Mengusir Cicak di Rumah, Ini Kata Ahli
3. Balikkan pot
Kalau pot dan media siap, pemindahan bisa dimulai. Cabut tanaman dengan jalan membalik pot dengan disangga tangan.
Lantas pot lama ditarik ke atas sampai lepas.
Jika media tanam dan perakaran masih bagus, tanaman bisa langsung ditanam dengan media lamanya.
4. Periksa perakaran
Jika media tanam tak lagi bagus, ganti total dan bersihkan media lama dari akar tanaman.
Langkah sama dilakukan jika akarnya rusak dan banyak yang mati.
Periksa perakarannya, akar yang mati bias dipotong.
Tandanya warnanya cokelat, berbeda dengan akar sehat yang berkelir putih cerah.
Juga tak ada semacam lapisan lilin yang menyelubungi akar.
5. Tanam kembali
Tanam dalam pot baru, bagian dasar pot diberi alas stirofoam atau media kasar. Ini berfungsi untuk memudahkan air keluar dari pot melalui lubang drainase., sekaligus untuk menyangga tanaman supaya posisinya tak terlampau tenggelam dalam pot baru.
Tambahkan media sampai pot penuh, juangan terlalu ditekan supaya tak terlalu padat dan udara bias bersirkulasi.
Baca Juga: Akar Busuk Ancaman Serius Tanaman Indoor, Penyebab dan Cara Mengatasi
6. Percantik permukaan
Campuran media terkadang terlihat kurang menarik. Supaya tampak rapi, permukaan media bisa diberi hiasan.
Kalau mau lebih natural bisa ditutup dengan media tanah murni semisalcoco chip.
Selain itu bermacam bahan bisa dipakai mulai dari pasir malang sampai batu koral hias.
7. Siram dan pupuk
Setelah selesai, media tanam lantas disiram, sekaligus untuk mengecek apakah lubang drainase di bawah pot berfungsi sempurna.
Tambahkan pupuk sebagai sumber nutrisi. Bisa taburkan pupukslow releasesebelum permukaan media dirapikan.
Kalau mau praktis lakukan pemupukan bersamaan dengan penyiraman.
Tidak harus setiap kali menyiram, air dicampur pupuk. Cukup lakukan pemupukan seminggu dua kali, dengan konsentrasi pupuk yang ringan.
#Rumahminimalis #Berbagiidea #Berbagicerita #Bisadarirumah #Gridnetwork #Rumahtropis
(*)