Museum Ini Bakal Jadi Pusat Pengenalan Sains dan Objek Wisata di China, Desainnya Memadukan Hutan Purba dan Teknologi Masa Depan

Jumat, 20 Agustus 2021 | 13:18
Kompas.com

Museum sains dan teknologi Hainan di China.

IDEAOnline-Berlokasi di Kota Haikou, Hainan, China, nantinya museum ini menjadi pusat perkenalan sains, dan menjadi daya tarik wisata.

Bentuk museum unik, dengan bagian fasad yang reflektif (memberikan pantulan).

Museum tersebut akan dirancang oleh firma arsitektur Beijing, MAD.

Selain fasad reflekti, permukaan fasad museum tersebut akan tampak halus.

Nantinya museum berlokasi di pantai barat Haikou dan dikelilingi oleh stadion olahraga serta Taman Lahan Basah Nasional.

Museum ini merupakan proyek publik kedua yang dikerjakan oleh MAD di Hainan setelah Cloudscape of Haikou, yang baru saja dibuka pada April 2021 lalu.

Seperti dikutip dari World Architecture, tak hanya menjadi pusat perkenalan sains, museum ini pun diharapkan bisa menjadi daya tarik wisata.

Baca Juga: Pernah Diisukan Hamil Diluar Nikah, Artis yang Menikah dengan Berondong Ini Justru Selalu Terlihat Harmonis, Begini Isi Rumahnya!

Baca Juga: Dibangun dengan Teknik Rekayasa Kompleks seperti di Kapal, Rumah dari Baja Tanpa Jahitan Ini Berbentuk Pipa dengan Interior Modern

Pekan Depan Museum Sains dan Teknologi Hainan baru akan dibangun pada akhir Agustus 2021 dan ditargetkan akan selesai dan dibuka untuk umum pada tahun 2024.

Luas lokasi pembangunan adalah 46.528 meter persegi, dengan 27.782 meter persegi akan digunakan untuk mendirikan museum.

Beberapa ruangan yang direncanakan ada mulai dari ruang pameran permanen, planetarium, teater layar raksasa, dan teater terbang.

Untuk konsep desain arsitekturnya, MAD mengambil inspirasi dari perpaduan antara perkotaan dan alam, dan melahirkan konsep "hutan hujan purba dan teknologi masa depan bertemu."

Museum ini berlatar belakang hutan hujan tropis yang kaya dan paviliun utama museum berbentuk seperti "awan yang berdialog dengan alam."

Kompas.com
World Architectur

Museum sains dan teknologi Hainan di China.

Permukaan museum yang mulus dan bergelombang merepresentasikan awan putih yang mengambang di udara.

Baca Juga: Siapa Sangka Posisi Kamar Mandi Harusnya Berada di Sisi Barat atau Timur, Bagaimana dengan Ruang Lainnya? Ini Rahasia Fengshui yang Jarang Diketahui!

Baca Juga: Jangan Hanya Fokus pada Infeksi Virus, Cegah Infeksi Bakteri yang Berasal dari Kontaminasi E.coli pada Makanan dengan Cara Ini

Ketika pengunjung melihat bangunan dari kejauhan, akan tampak bangunan futuristik khas perkotaan.

Sementara ketika pengunjung yang masuk ke area museum, mereka akan merasakan sensasi berada di dalam hutan.

Fasad museum yang reflektif karena nantinya bangunan akan dilapisi plastik yang diperkuat serat sehinga tampak seperti di lapisi oleh cat perak dan memberikan efek reflektif.

Pada bagian eksterior, bangunan akan memiliki kanopi bergelombang memanjang dari paviliun utama ke segala arah.

Sisi utara kanopi juga bisa menjadi layar raksasa dan teater terban.

Sementara di bagian barat daya, terdapat planetarium dan observatorium.

Di dalam, struktur interior museum akan memiliki tiga inti dari lantai ke langit-langit, rangka melengkung, ruangan spiral, dan atap.

Langit-langit raksasa di kubah museum akan diisi cahaya alami sehingga menciptakan lingkungan yang terang dan transparan.

Ruang pameran berbentuk spiral dan miring serta bisa menghubungkan pengunjung di seluruh museum.

Menurut MAD, pameran bisa disaksikan dari lantai lima, di mana lift memiliki desain transparan sehingga pengunjung dapat melihat pemandangan laut dan kota dari kejauhan.

"Saat pengunjung menuruni jalan, mereka dapat secara bersamaan menikmati pemandangan dan pameran serta galeri berjalan akan memberikan pengalaman menonton yang baru," kata MAD.

Di luar museum, terdapat berbagai ruang publik seperti plaza cekung seperti kawah dan kolam refleksi, sehingga para pengunjug dapat beristirahat sejenak. Artikel ini telah tayang di Kompas.comdengan judul Unik, Museum di China Ini Punya Fasad Reflektif #BerbagiIDEA

Tag

Editor : Maulina Kadiranti

Sumber kompas