Mutasi Varian Delta Mencapai 22, Terbanyak Ditemukan di DKI, Ini Seruan Kemenkes untuk Mengantisipasi

Senin, 08 November 2021 | 07:45
Kompas

Ilustrasi mutasi virus Covid-19

IDEAonline - Kebanyakan IDEA Lovers mungkin sudah tahu, virus Covid-19 yang sedang melanda dunia ini tidak habisnya, justru mengembangkan berbagai varian baru.

Memang pada dasarnya, virus dapat bermutasi untuk melahirkan varian-varian baru agar lebih mampu bertahan hidup.

Di Indonesia sendiri, ada setidaknya 22 mutasi varian delta yang telah ditemukan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Hal itu diungkapkan langsung oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, dalam Dialog Produktif Kamis, Kamis (4/11/2021).

Menurutnya, Covid-19 varian delta di Indonesia telah banyak melakukan mutasi.

"Ada kurang lebih dari B.16.17:2 yang kita kenal sebagai varian Delta sudah punya turunannya 22 yang sudah kita identifikasi di Indonesia," ujarnya.

Temuan ini tentunya menjadi kewaspadaan pemerintah dalam mencegah agar virus tak berkembang lebih lanjut.

Baca Juga: 3 Langkah Praktis untuk Meningkatkan Estetika dan Menghidupkan setiap Ruangan

Nadia mengatakan, kota-kota besar, khususnya DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, melaporkan adanya varian Delta.

DKI Jakarta menjadi provinsi dengan temuan varian Delta terbanyak.

"Yang paling tinggi memang seperti DKI Jakarta itu 1.300 sudah terdeteksi varian Delta, Jawa Tengah itu ada sekitar 300-an Jawa Barat itu ada 700-an varian Delta yang sudah dilaporkan," imbuhnya.

Kewaspadaan tak hanya dilakukan di kota-kota besar yang ditemukan varian Delta.

Nadia menyebut, kota dan daerah lainnya juga tetap harus mengantisipasi munculnya varian Delta ataupun mutasi varian Delta.

Maka itu, pemerintah terus menggencarkan displin protokol kesehatan meski kini angka positivity rate di Indonesia sudah berada di bawah 1%.

Pemerintah juga mendorong daerah-daerah di luar Jawa dan Bali untuk menerapkan PeduliLindungi untuk memperkuat protokol kesehatan.

"Seperti di tempat pariwisata di tempat tempat penginapan atau hotel penerapan PeduliLindungi menjadi salah satu keharusan. Karena dengan ini kita bisa mendeteksi sebenarnya orang yang positif Covid-19 tapi tidak bergejala atau orang yang kontak erat yang seharusnya tidak berada di tempat publik itu bisa dicegah untuk melakukan aktivitas di tempat publik," ujar Nadia.

Selain itu, pemerintah juga terus mendorong testing dan tracing untuk bisa mencapai target.

Baca Juga: Immunity Booster untuk Cegah Covid-19 bisa Didapat dari Makan Makanan Sehat dan Tertawa, Ini Penjelasannya!

Saat ini, testing dan tracing di level nasional sudah mencapai 41.000 per minggu

Dan terakhir vaksinasi juga terus dikejar pemerintah.

Ketua Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia Masdalina Pane mengatakan, pada dasarnya varian mutasi Delta yaitu Delta Plus sudah ada di Indonesia.

Hanya saja, Masdalina menyebut, untuk varian Delta Plus yang menjadi concern yaitu AY.4.2 belum ditemukan di Indonesia.

Ia berharap, varian AY.4.2 tidak masuk ke Indonesia. Varian Delta dan Delta plus memiliki reproduktif number yang lebih tinggi dari varian lainnya antara 6-8.

Hal tersebut yang membuat varian Covid-19 ini memiliki tingkat penularan yang cukup cepat.

"Jadi satu kasus bisa tularkan 6-8 orang. Bahkan dalam masa inkubasi 2-14 hari dia baru terinfeksi sudah dapat menularkan jadi ngga nunggu 2 hari terinfeksi sudah dapat menularkan. Jadi lebih cepat menularkan dan lebih banyak," kata Nadia.

Artikel ini telah tayang di Health.grid.id dengan judul “Kemenkes Temukan 22 Mutasi Covid-19 Varian Delta di Indonesia, Jakarta Paling Banyak”.

Baca Juga: Ada Perubahan, Ini Aturan Karantina bagi Pelaku Perjalanan ke Luar Negeri selama Pandemi

#Berbagiidea #Berbagicerita #Bisadarirumah #Gridnetwork #Rumahtropis

(*)

Editor : Johanna Erly Widyartanti

Sumber : health.grid.id