IDEAOnline- Hunian ini dirancang untuk mendukung konsep hidup serbaguna, di luar standar rumah kontemporer.
Calon penghuninya adalah para pekerja yang berusia 25 hingga 40 tahun.
Adalah Studio desain arsitektur berbasis di Paris, Cutwork yang akan menjalin kerja sama dengan pengembang terkemuka Perancis, Bouygues Immobilier.
Kedua perusahaan ini akan menciptakan unit modular prefabrikasi yang disebut “PolyRoom”, dan Cutwork akan menangani desain interior dalam modular.
Bouygues Immobilier rencananya akan membangun sebuah Co-Living Space yang akan dibuka secara resmi pada tahun 2023 mendatang.
Modular ini dapat diproduksi dalam jumlah besar dan ditumpuk seperti susunan LEGO, bila pengembang ingin membangun sebuah kompleks hunian.
Karena material yang digunakan sudah dalam bentuk prefabrikasi, waktu konstruksinya pun akan jauh lebih singkat ketimbang konstruksi konvensional.
Bouygues Immobilier bahkan ingin membuka l5 lokasi co licing pada tahun 2025 dengan menyediakan 2.500 kamar tidur di Bordeaux.
Dalam desain interior modular, arsitek Cutwork Antonin Yuji Maeno mengambil inspirasi dari konsep washitsu Jepang- Washitsu merupakan ruang tengah di rumah tradisional Jepang.
Baca Juga: Suka Interior Gaya Jepang? 7 Cara Mendesain Ruang dengan Filosofi Zen
Baca Juga: Taman Kering Desain Minimalis: Minim Lahan, Tanaman, dan Perawatannya
Uniknya, ruangan ini tidak memiliki fungsi khusus melainkan merupakan ruang adaptif yang disesuaikan dengan kebutuhan penghuninya.
Rumah-rumah di Eropa dan Amerika cenderung memiliki ruaangan dengan fungsi tunggal. Misalnya untuk ruang tamu, kamar tidur, ruang makan hingga ruang kerja.
Sebaliknya, washitsu adalah ruang untuk apa saja dan sangat terbuka untuk disesuaikan dengan kebutuhan yang memiliki rumah.
Karena itulah, tempat tidur yang ada dalam modular ini dibuat dengan konsep tempat tidur lipat, di mana bila tidak digunakan akan menempel ke langit-langit sehingga ruangan bisa digunakan untuk aktivitas lain.
Selain tempat tidur lipat, ada juga partisi geser, penyimpanan cerdas, dan furnitur multi guna yang memberikan fleksibilitas bagi penghuninya.
“Ini bukan lagi tentang luas rumah yang ditinggali tetapi tentang hidup di ruang polivalen yang dirancang untuk dikonfigurasi ulang agar sesuai dengan semua kebutuhan intim dan sosial kami,” kata Antonin dalam rilisnya, yang dikutip oleh Kompas.com.
Selain furnitur, dalam modular ini juga akan diberikan atap yang telah ditanami oleh beberapa spesies tanaman lokal sehingga membangun ekosistem ekologi lingkungan yang lebih baik.
Baca Juga: Kokedama, Berkebun Murah dengan Media Lumut, Lahan Sempit jadi Asri
Artikel ini telah tayang di Kompas.comdengan judul "Konstruksi Co-Living Space Ini Bisa Ditumpuk Seperti Lego