IDEAonline -Salah satu masalah besar dalam lingkungan adalah sampah.
Sampah yang menumpuk tak hanya merusak keindahan lingkungan, tetapi juga dapat menjadi sumber penyakit.
Ironisnya, penyumbang besar sampah berasal dari rumah tangga.
Dinas Kebersihan DKI Jakarta pada 2011 pernah mencatat bahwa dari total sampah di Jakarta, 65% berasal dari perumahan.
Baca Juga:Jangan Asal Cuci Malah Bisa Rusak dan Hancur, Begini Cara Cuci Masker Kain yang Benar
Baca Juga:Enggak Khawatir Sepatu Kotor dan Dekil Bisa Dicuci dengan Mesin Cuci, Ini Tipsnya!
Dari sekian banyak ruang di rumah, dapur menjadi ruang yang menghasilkan sampah paling banyak.
Pasalnya, di sinilah terjadinya sampah berupa sisa makanan yang tak habis dikonsumsi (food waste),
sampah bisa sisa makanan saat produksi (potongan satur atau buah yang tidak digunakan), hingga sampah plastik pembungkus makanan.
Jika diklasifikasikan, sampah dapur terbagi menjadi dua, yakni sampah organik dan sampah anorganik.
Sampah organik disebut juga “sampah basah” yang dapat terurai secara alami.
Contoh sampah organik adalah sisa bahan makanan, ampas kopi, kulit telur, kulit buah, dan daun kering.
Sedangkan sampah anorganik disebut juga “sampah kering” yang sulit sekali terurai.
Contohnya berbagai pembungkus plastik, botol minum, sedotan, kaleng, dan kaca.
Lantas, bagaimana cara yang tepat untuk mengelola sampah-sampah tersebut?
1. Perkecil volume sampah
Kurangi kemungkinan munculnya banyak sampah dalam kegiatan rumah tangga, salah satunya aktivitas memasak.
Kurangi pemakaian dan pembuangan sampah-sampah plastik.
Gunakan kembali perangkat plastik tersebut, bila masih layak terpakai.
Baca Juga:Agar Rembes dan Bocor di Kamar Mandi Tak Terjadi Berulang Kali, Jangan Salah Pilih Waterproofing!
Baca Juga:Smart Township-Kota Modern Baru di Sawangan Mulai Terealisasi, 3 Klaster Siap Huni Tahun Ini
Manfaatkan sampah-sampah anorganik menjadi barang yang bisa digunakan, seperti vas, tas, dan sebagainya.
2. Memilah sampah
Pemilahan sampah yang sudah telanjur ada di rumah dapat dilakukan dengan membagi tempat sampah berdasarkan kategorinya.
Cara ini juga bagian dari upaya mengenalkan jenis sampah kepada anak-anak.
Tempat sampah berdasarkan kategori dibagi menjadi sampah B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya), sampah daur ulang campuran, sampah kertas dan kardus, sampah kompos, dan sampah lain-lain.
Sampah kategori daur ulang campuran, seperti botol plastik dan kresek dapat disumbangkan kepada pemulung atau bank sampah terdekat.
3. Mengolah sampah
Mengolah sampah yang sudah dipilah dapat dilakukan dengan beberapa cara, di antaranya mendaftarkan ke bank sampah terdekat atau memberikan sampah kertas bekas, plastik, logam, kaca, dan lain-lain ke pemulung.
Baca Juga:Perhatikan Saat Jual atau Beli Rumah Lewat Agen Properti, Berikut yang Harus Dipertimbangkan
Selain itu, IDEA lovers bisa membuat ecobrick untuk aneka plastik yang tidak diterima oleh bank sampah.
Ecobrick merupakan botol plastik yang dipenuhi dengan padat segala sampah yang tidak terurai.
Komposkan sisa sayur dan kulit buah.
IDEA lovers dapat menggunakan alat bantu berupa komposter. Selain itu, IDEA lovers dapat membuat biopori untuk sisa organik hewani seperti duri, tulang, dan lain-lain.
4. Olah kompos
Buat pupuk kompos, dari daun dan sisa makanan basah, serta kotoran hewan.
Beberapa sampah organik tertentu dapat menjadi pakan ternak yang baik.
#Rumahminimalis #Berbagiidea #Berbagicerita #Bisadarirumah #Gridnetwork #Rumahtropis#ConsciousLivingIDEA #ConsciousLiving
(*)