IDEAOnline-Maisonet menjadi altrenatif model hunian lahan terbatas di perkotaan, diadopsi dari duplex di Amerika Serikat dan townhouse di Inggris.
Hai IDEA Lovers, mungkin saat ini kamu lebih memilih mengontrak rumah atau membeli rumah yang lokasinya jauh dari kota?
Jika iya, ada banyak orang lain pun melakukan hal yang sama!
Salah satu alasannya adalah makin mahalnya harga lahan hunian di kota, yang mengakibatkan beberapa orang sudah cukup puas ketika memiliki rumah meski lahannya sempit atau mungil.
Sebab kalaupun mampu membeli hunian di perkotaan, tentu menyediakan anggaran yang besar karena harganya akan sangat mahal.
Pesatnya pembangunan di perkotaan, berdampak pada terbatasnya lahan di perkotaaan dan ini menjadikan harga rumah mahal.
Untuk hal inilah, maisonet diperkenalkan, yaitu salah satu model hunian yang bisa dibangun pada lahan terbatas di perkotaan.
Dikenal sebagaisalah satu model hunian yang bisa dibangun pada lahan terbatas di perkotaan, Kementerian PUPR mengenalkan rumah maisonet sebagai alternatif model hunian yang dapat diterapkan pada lahan terbatas di kota-kota besar Indonesia.
Kehadirannya muncul sebagai solusi pemenuhan kebutuhan hunian di kawasan perkotaan yang terhambat keterbatasan lahan dan berakibat pada ketersediaan serta harga hunian yang relatif tinggi.
Baca Juga: Maisonet jadi Solusi Lahan Mungil, Ini Perbedaan Tipologinya Dibanding Rumah Tapak
Baca Juga: Tips Memadukan Hitam dan Putih pada Ruang agar Menarik dan Tak Membosankan
Begini pernyataanDirektur Jenderal Cipta Karya Diana Kusumastuti dalam acara bedah buku dengan judul 'Rumah Maisonet: Hunian pada Lahan Kecil' pada Kamis (31/3/2022).yang dikutip di Kompas.com tentang model rumah maisonet ini.
"Model tipologi (pada rumah maisonet) ini dapat meningkatkan kepadatan bangunan dan penghuni sehingga pemanfaatan lahan menjadi lebih efisien."
Diketahui, perihal konsep rumah maisonet tertuang dalam dokumen berjudul Rumah Maisonet: Hunian pada Lahan Kecil yang disusun Tim Puslitbang Perumahan dan Permukiman Kementerian PUPR.
Mengutip dari dokumen tersebut, rumah maisonet sebenarnya adalah apartemen bertingkat rendah yang terdiri atas dua sampai tiga lantai dengan kepemilikan bersama.
Di Amerika Serikat tipologi ini disebut sebagai duplex dandi Inggris dikenal sebagai townhouse.
Baik duplex maupun townhouse merupakan tipologi hunian dengan beda kepemilikan pada tiap lantai.
Di mana penghuni lantai 1 dan 2 memiliki akses berbeda menuju luar rumah.
Dengan merujuk data Arsitek Neufert, karakter utama pada rancangan hunian-hunian tersebut meliputi:
- Luas lahan terbatas
- Lebar lahan kurang dari 6 meter
- Terdiri dari 2 lantai dengan kepemilikan unit yang berbeda
- Masing-masing unit memiliki pintu masuk dari lantai dasar
- Memiliki fasilitas bersama yaitu halaman dan tempat parkir/garasi.
Model rumah tersebut dikenal sebagai Kyosho Jutaku.
Rumah dengan konsep Kyosho Jutaku merupakan rumah dengan konsep kepemilikan tunggal, bukan jamak seperti halnya maisonet.
Namun di Indonesia, tipologi rumah maisonet telah diadopsi bukan sebagai rumah dengan kepemilikan jamak. Sehingga berbeda dengan konsep aslinya.
Adopsi dilakukan dengan mengubah konsep rumah maisonet yang awalnya sebagai rumah kepemilikan jamak (multi family house) menjadi kepemilikan tunggal (single family).
Perubahan ini berimplikasi pada luasan lahan dan lebar muka lahan yang lebih kecil dari aturan minimal yang berlaku pada rumah tapak tidak bertingkat karena faktor efisiensi lahan.
Berdasarkan hal tersebut, tipologi maisonet diatur dalam beberapa regulasi yang diterbitkan pemerintah, seperti yang dirils Kompas.com (04/04/2022) berikut ini.
Pertama, yakni SNI 03-6981-2004 mengenai Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan Sederhana Tidak Bersusun di Daerah Perkotaan.
Bahwa, rumah maisonet sebagai rumah tidak bersusun, merupakan bangunan rumah terdiri dan dua lantai.
Lantai dasar dan lantai tingkat dihuni atau dimiliki oleh satu keluarga.
Regulasi kedua yaitu Pedoman Teknis Nomor PD T-01-2005-C tentang Perencanaan Rumah Maisonet. Menjelaskan bahwarumah maisonet sebagai bangunan rumah deret yang dibangun di atas lahan terbatas, terdiri dari lebih dari satu lantai, dan dimiliki oleh satu keluarga.
Baca Juga:Suka Interior Gaya Jepang? 7 Cara Mendesain Ruang dengan Filosofi Zen
Adapun luas minimal maisonet tidak jauh berbeda dengan standar hunian pada umumnya.
Yakni tetap mengacu 9 meter persegi per orang.
Namun rumah maisonet memiliki tambahan ruang sirkulasi vertikal atau tangga, yaitu minimal 10 persen dari luas hunian.
Contohnya, apabila rumah dihunai empat orang, maka total kebutuhan luas minimal rumah maisonet yaitu 36 meter persegi ditambah 1,8 meter persegi per lantai.
Artinya, total kebutuhan luas minimal bangunan maisonet yang dihuni empat orang seluas 39,6 meter persegi.
Atau dapat dibulatkan menjadi 40 meter persegi.
Sementara untuk kebutuhan minimal luas lahan atau kaveling berkisar antara 30 meter persegi-42 meter persegi.
Dengan luasan tersebut, rumah maisonet memiliki lebar kaveling 3 meter sampai maksimal 6 meter.
Sehingga tatanan rumah dapat membentuk pola rumah kopel atau rumah deret.
Selain itu, rumah maisonet juga mensyaratkan adanya jarak bebas baik itu di depan maupun di belakang bangunan.
Agar setiap rumah memiliki ruang terbuka sebagai sumber udara bersih, tempat menjemur pakaian, dan parkir kendaraan secara pribadi.
Komponen sirkulasi berupa jalan lingkungan perumahan juga diperhitungkan.
Baik itu satu arah maupun dua arah.
Cek berita seputar hunian dan inspirasi terkini di websitewww.ideaonline.co.id,Facebook IDEA Online,TikTok IDEAonline,Instagram @ideaonline,Instagram @tabloidrumah, danYoutube IDEA RUMAH.
#Rumahminimalis #Berbagiidea #Berbagicerita #Bisadarirumah #Gridnetwork #Rumahtropis #ConsciousLivingIDEA #ConsciousLiving
Artikel ini telah tayang di Kompas.comdengan judul "Mengupas Maisonet, Model Hunian di Perkotaan dengan Lahan Terbatas"