Mau Beli Hunian Baru, Pilih Rumah Tapak atau Apartemen? Pertimbangkan Fakta Ini!

Jumat, 22 April 2022 | 09:00
Kompas.com

Ilustrasi membeli rumah secara virtual.

IDEAOnline-Bagi IDEA Lovers yang saat ini sedang berancang-ancang memiliki hunian, mungkin sedang mempertimbangkan dua pilihan ini.

Mesti memilih rumah tapak atau apartemen?

Sebelum memutuskan, informasi ini wajib kamu ketahui. Apa yang terjadi di pasar dengan penjualan apartemen ataupun rumah tapak selama pandemi ini.

Colliers Indonesia menyebut dalam laporannya,sektor apartemen mengalami keterpurukan dalam dua tahun terakhir sejak pandemi Covid-19 berlangsung.

Bahkan menurut pada kuartal 1 (Q1) 2022, hanya ada 278 unit apartemen baru yang berhasil terjual di Jakarta.

Padahal sebelumnya apartemen merupakan salah satu pilihan hunian yang digemari utamanya oleh masyarakat kota.

Ternyata salah satu alasan konsumen meninggalkan apartemen adalah karena mereka lebih memilih untuk membeli rumah tapak (landed house).

Adapaun berdasarkan temuan dari Rumah.com Consumer Sentiment Survey H1 2022, sebanyak 98 persen responden yang disurvei lebih memilih hunian rumah tapak sebegai pilihan utama.

Sementara 2 persen lainnya masih menjadikan apartemen sebagai priorotas pilihan.

Baca Juga: Pakai Saja Abu-Abu jika Bosan Warna Krem dan Putih di Kamar Tidur, Terkesan Lebih Cerah Lho!

Country Manager Rumah.com Marine Novita menjelaskan bahwa kondisi pandemi kemungkinan ikut menekan minat terhadap apartemen setidaknya dalam jangka waktu dekat ini.

“Selama pandemi berlangsung, pemerintah dan dunia usaha mengeluarkan kebijakan bekerja dari rumah (WFH) dan belajar dari rumah yang berpengaruh terhadap fenomena tersebut,” ujar Marine

Consumer Sentiment Survey H1 2022 menemukan ada beberapa alasan lainnya mengapa responden enggan mengeluarkan dana untuk membeli apartemen.

39 persen responden menganggap keputusan membeli rumah tapak lebih menguntungkan karena mereka bisa mendapatkan ruangan yang lebih luas.

Sementara itu, 37 persen lainnya tidak ingin tinggal di gedung tinggi.

27 persen responden tak ingin memilih apartemen karena tidak bisa diperluas ketika kebutuhan bertambah.

Sedangkan sebanyak 23 persen responden masih khawatir status kepemilikan apartemen.

Alasan lainnya responden tak ingin tinggal di apartemen yakni terkait biaya iuran bulanan (21 persen), tidak ingin tinggal di lingkungan padat (17% persen) dan merasa kurang adanya privasi (10 persen).

Marine menuturkan sejumlah 39 persen responden survei menyatakan bahwa dengan harga yang sama, rumah tapak memberikan ruang yang lebih luas daripada apartemen.

Baca Juga: Sontek Cara Tata Ulang Ruang Ala Desainer, Rumah Siap Sambut Tamu di Hari Raya

Bagi mereka yang sudah menikah dan punya anak bahkan kecenderungannya lebih tinggi lagi, hingga mencapai 56 persen responden menyatakan alasan tersebut.

“Saat tinggal di apartemen, penghuni harus menerima bahwa ruangan yang tersedia cukup terbatas. Mereka tidak memiliki kesempatan untuk memperluas ruangan di masa depan, sebagaimana halnya di rumah tapak yang dikenal dengan istilah rumah tumbuh,” tambah Marine.

Consumer Sentiment Study adalah survei berskala dua kali dalam setahun oleh Rumah.com bekerjasama dengan lembaga riset Intuit Research, Singapura untuk mengetahui dinamika pasar properti tanah air.

Survei kali ini dilakukan kepada 1.031 responden dari seluruh Indonesia yang berlangsung pada bulan Juli hingga Desember 2021.

Faktanya, pandemi Covid-19 berdampak besar pada sektor apartemen di Indonesia. Bahkan di awal tahun 2022 belum ada kabar baik dari sektor ini.

Cek berita seputar hunian dan inspirasi terkini di websitewww.ideaonline.co.id,Facebook IDEA Online,TikTok IDEAonline,Instagram @ideaonline,Instagram @tabloidrumah, danYoutube IDEA RUMAH.

#Rumahminimalis #Berbagiidea #Berbagicerita #Bisadarirumah #Gridnetwork #Rumahtropis #ConsciousLivingIDEA #ConsciousLiving

(*)

Tag

Editor : Johanna Erly Widyartanti