Mulai dari Batu Kali Sampai Marmer, Ini Pilihan Material Pagar dari Batu-batuan, yang Mana yang Paling Bagus?

Jumat, 29 April 2022 | 07:30

Ilustrasi batu granit untuk bahan bangunan, salah satunya untuk pagar.

IDEAOnline -Pagar rumah adalah hal yang teramat penting dalam sebuah bangunan rumah karena memiliki fungsi untuk meningkatkan keamanan rumah, baik penghuni maupun harta benda di dalamnya.

Dalam proses pembuatan pagar rumah memang memerlukan material dengan kualitas yang baik dan juga memiliki daya tahan yang kuat.

Selain sebagai pembatas antar rumah, adanya pagar juga berfungsi sebagai pelindung penghuni rumah di dalamnya.

Dengan adanya pagar, rumah menjadi lebih aman dari masuknya hewan liar, pencuri atau bahaya lainnya.

Untuk IDEA lovers yang menyukai material batu-batuan,sebuah pagar unik dapat diciptakan.

Baca Juga:Gorden Butek Bikin Malu, Tak Perlu ke Laundry, Cukup Siapkan Baking Soda Sekarang Juga!

Baca Juga:Seminggu Lagi Lebaran Tapi Bau Kulkas Tak Kunjung Hilang? Bersihkan dengan Sampah Dapur Ini!

IDEA lovers bisa menggunakan bahan-bahan lokal yang ada di sekitar lingkungan tempat tinggal.

Jika IDEA lovers suka pagar dari batu-batuan, ini 4 pilihan jenis batu yang merupakan material lokal.

Ilustrasi batu granit untuk bahan bangunan, salah satunya untuk pagar.

1. Granit

Granit merupakan jenis batu alam yang dihasilkan dari pegunungan yang juga cukup mudah ditemui di pasaran, terutama di kota-kota besar.

Batuan jenis ini kokoh, memiliki kesan gagah, berat, dan elegan.

Tak heran jika harganya cukup mahal.

Granit juga ada yang olahan, yang sudah diproses sehingga memiliki ragam bentuk, ukuran, dan warna persis granit alami.

Granit olahan terbuat dari partikel-partikel halus dari batuan granit yang memang secara alami memiliki warna-warna tertentu.

Baca Juga:Tak Perlu Takut Dinyiyirin Tetangga, Kaca Jendela Cuma Butuh 3 Bahan Rumahan Ini Biar Nampak Kinclong Kembali

Baca Juga:Manfaat Ajaib Baking Soda untuk Tanaman, Siapa Sangka Bisa Bikin Subur Dalam Sekejap!

Ilustrasi batu koral untuk bahan bangunan, salah satunya untuk pagar.

Untuk bentuk dan ukurannya, granit olahan memiliki kesamaan dengan keramik yang beredar di pasaran, yakni mulai 10 cm x 20 cm hingga 90 cm x 90cm.

Jika diperlukan, batu granit juga ada yang tersedia dalam bentuk bongkahan kerikil dengan berbagai ukuran dan warna, walaupun mungkin tidak banyak tersedia di pasaran.

Ini karena memang tak banyak kalangan yang membutuhkan batu granit jenis ini.

Tentu saja bongkahan tersebut harus dirangkai agar memiliki bentuk tertentu sesuai kebutuhan, sebab memang tidak mudah melakukannya, mengingat granit memiliki tingkat kekerasan paling tinggi.

2. Batu koral

Contoh nyata hasil eksplorasi sungai adalah batuan jenis koral.

Kesan yang dimiliki oleh batuan jenis ini adalah natural, sejuk, dan dapat memberikan rasa nyaman, terutama jika dipadukan dengan elemen eksterior lain dalam sebuah taman.

Secara bentuk, batuan koral tidak memiliki banyak ragam.

la cenderung bulat atau lonjong saja.

Baca Juga:Ajaib, Ini yang Terjadi Saat Kondisioner Bayi Dicampur dengan Air Hangat Saat Merendam Pakaian

Baca Juga:Ibu-ibu Jangan Coba Konsumsi Vitamin C Berlebihan, Segini Takarannya Menurut Ahli

Ilustrasi batu marmer untuk bahan bangunan, salah satunya untuk pagar.

Ukurannya juga tidak memiliki varian yang cukup banyak, hanya berkisar seukuran ibu jari hingga sebesar kepalan orang dewasa.

Jenis batuan ini tidak mengalami proses pengolahan sedikitpun.

Masyarakat kita lebih mengenal batu koral dibanding pebble, atau koral yang ukurannya lebih kecil.

Padahal sejatinya sama saja.

Hanya di pasaran pebble dikenal sebagai batuan koral yang kaya warna dan tentu saja motif, bahkan ada yang dibuat sebagai mosaik.

3. Marmer

Seperti halnya granit, marmer merupakan jenis batuan alam yang juga diperoleh dari pegunungan. Marmer memiliki tingkat kekerasan yang lebih lunak dibandingkan batuan jenis granit.

Selain kuat, marmer juga memberikan kesan antik, mewah, mahal, dan sejuk.

Jenis marmer olahan juga banyak memiliki ukuran dan bentuk potongan yang bervariasi, mulai dari potongan kecil-kecil dengan bentuk permukaan kasar (rata alam) sampai dengan marmer dengan potongan berukuran besar dan memiliki permukaan yang terpoles halus (rata mesin).

Baca Juga:Tak Malu Lagi Dilihat Tetangga, Bak Cuci Piring Jadi Kinclong Kembali dengan Bantuan Bumbu Dapur Satu Ini

Baca Juga:Mau Mengatasi Insomnia? Siapa Sangka Cermin dan Wewangian di Kamar Bisa Jadi Jawabannya

Lain halnya dengan granit, batuan marmer jenis bongkahan/kerikil lebih banyak dan mudah ditemui di pasaran, karena hingga kini masih banyak kalangan yang memanfaatkan batuan jenis ini.

Ilustrasi batu kali yang digunakan untuk pembuatan pagar.

Baca Juga:Manfaat Ajaib Baking Soda untuk Tanaman, Siapa Sangka Bisa Bikin Subur Dalam Sekejap!

Baca Juga:Ajaib, Ini yang Terjadi Saat Kondisioner Bayi Dicampur dengan Air Hangat Saat Merendam Pakaian

Bahkan, ada yang mengolahnya lagi menjadi bentuk lempengan bermotif unik, karena ia terdiri dari bongkahan marmer yang disatukan.

Kelemahan batu marmer adalah cepat kotor atau kusam, terutama pada marmer yang memiliki jenis permukaan kasar.

Ini karena marmer memiliki pori-pori yang besar, sehingga marmer bersifat menyerap debu dan kotoran.

Untuk menghilangkan bercak, marmer perlu dipoles secara teratur.

4. Batu kali

Hasil eksplorasi batuan sungai lainnya adalah batu kali.

Jenis batuan ini dihasilkan dari bongkahan batuan sungai besar-besar yang diolah dengan cara dipecahkan lalu dipotong sehingga menjadi satu bentuk dan ukuran tertentu.

Dari sisi ukuran, batu kali ada yang diolah menjadi bentuk kotak-kotak berukuran 10 cm x 10 cm sampai dengan bentuk besar yang tak beraturan.

Sisa dari proses pemecahan atau pemotongan batu ini dijadikan kerikil yang sering digunakan sebagai bahan dasar campuran untuk beton.

Cek berita seputar hunian dan inspirasi terkini di websitewww.ideaonline.co.id,Facebook IDEA Online,TikTok IDEAonline,Instagram @ideaonline,Instagram @tabloidrumah, danYoutube IDEA RUMAH.

#Rumahminimalis #Berbagiidea #Berbagicerita #Bisadarirumah #Gridnetwork #Rumahtropis #ConsciousLivingIDEA #ConsciousLiving

(*)

Editor : Maulina Kadiranti

Baca Lainnya