Kenapa Awal Puasanya Beda tapi Lebaran bisa Bersamaan? Ini Penjelasannya!

Senin, 02 Mei 2022 | 09:15
Tribunnews.com

Ilustrasi merayakan Lebaran.

IDEAOnline-Hari ini 2 Mei 2022, seluruh rakyat Indonesia merayakan Lebaran.

Padahal masyarakat muslim mengawali puasa tidak dalam waktu yang sama.

Diketahui, Muhammadiyah menetapkan 1 Ramadhan 1443 H jatuh pada 2 April 2022.

Sementara pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) 3 April 2022.

Terdapat perbedaan, yakni selisih satu hari awal puasa Ramadhan 2022 antara Muhammadiyah dan Pemerintah.

Meski awal Ramadhan berbeda, namun penetapan 1 Syawal 1443 atau hari raya Idul Fitri 2022 nyatanya sama.

PP Muhammadiyah melalui Maklumat Nomor 01/MLM/I.0/E/2022 menetapkan 1 Syawal 1443 H jatuh pada Senin, 2 Mei 2022.

Sementara, Kementerian Agama pun menetapkan hal yang sama dalam sidang isbat baru digelar Minggu (1/5/2022) petang.

Kemungkinan itu terjadi, karena secara hisab posisi hilal di Indonesia pada 1 Mei 2022 sudah memenuhi kriteria masuk bulan Syawal mengacu ketetapan baru MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura) dalam menentukan awal bulan penanggalan Hijriah.

Baca Juga: Jangan Salah Memaknai Ucapan ‘Minal Aidin Wal Faizin’, Tidak Sama Artinya dengan Mohon Maaf Lahir Batin Lho!

Kriteria baru MABIMS ini menetapkan, secara astronomis, hilal dapat teramati jika Bulan memiliki ketinggian minimal 3 derajat dan elongasinya minimal 6,4 derajat.

Jika benar itu terjadi, maka umat Muslim di Indonesia akan merayakan Lebaran di hari yang sama, Senin (2/5/2022), meski berbeda dalam memulai Ramadhan 1443 H.

Dengan begitu, berdasarkan perhitungan PP Muhammadiyah, Ramadhan 1443 H terdiri dari 30 hari.

Sementara berdasarkan perhitungan pemerintah hanya terdiri dari 29 hari.

Lantas, bagaimana penjelasannya?

Penjelasan Kemenag Terkait pertanyaan tersebut, Direktur Jenderal Bimas Islam Kemenag Kamarudin Aminmenjelaskan, bulan dalam kalender Hijriah bisa terdiri dari 29 atau 30 hari.

"Bulan Qamariyah kan bisa 30 bisa 29 hari," jelas Kamaruddin, dikutip dariKompas.com,(26/4/2022),

Sebagai contoh, Syakban yang datang sebelum bulan Ramadhan bisa digenapkan menjadi 30 hari apabila kondisi hilal penentu awal Ramadhan tidak terlihat secara kasat mata.

Terkait dengan keputusan Kemenag dalam menentukan awal Ramadhan dan Syawal 1443 H, semua mengacu pada kriteria ketinggian Bulan yang ditetapkan oleh MABIMS.

Baca Juga: Anak sedang Aktif-aktifnya? Cegah Mereka Celaka di Rumah dengan Cara Ini!

Pada 2 April 2022, posisi hilal teramati masih lebih rendah dari batas minimal yang ada, sehingga awal Ramadhan jatuh pada 3 April 2022.

"Perbedaan terjadi karena posisi hilal saat dilakukan rukyat yang berbeda. Saat penentuan awal Ramadhan posisi hilal masih di bawah kriteria MABIMS, sehingga pemerintah memutuskan puasa di hari berikutnya," jelasnya.

Sementara untuk hari Lebaran atau 1 Syawal 1443 H dimungkinkan akan jatuh di 2 Mei 2022 lantaran posisi hilal di 1 Mei 2022 telah memasuki ketinggian sesuai dengan kriteria MABIMS.

Ini Penjelasan Kemenag Perbedaan adalah hal yang wajar Guru Besar Peradaban Islam UIN Raden Mas Said Surakarta Syamsul Bakri memberikan tanggapan mengenai perbedaan tersebut.

Dia mengatakan, hal tersebut sebagai sesuatu yang wajar selama tidak kurang dari 29 hari atau lebih dari 30 hari.

"Jumlah hari di bulan Hijriah sudah tetap 29 atau 30. Hanya berbeda soal menentukan apakah malam ini sudah masuk bulan baru atau belum," terangnya. Artikel ini telah tayang di Kompas.comdengan judul "Ini Penjelasan Mengapa Awal Puasa Berbeda tapi Lebaran Bisa Bersamaan"

Cek berita seputar hunian dan inspirasi terkini di websitewww.ideaonline.co.id,Facebook IDEA Online,TikTok IDEAonline,Instagram @ideaonline,Instagram @tabloidrumah, danYoutube IDEA RUMAH.

#Rumahminimalis #Berbagiidea #Berbagicerita #Bisadarirumah #Gridnetwork #Rumahtropis #ConsciousLivingIDEA #ConsciousLiving

(*)

Tag

Editor : Johanna Erly Widyartanti