Perhatian! Hati-hati Anak Dehidrasi dan Kelebihan Gula, Ternyata Begini Cara Jaga Kesehatan Ginjal pada Anak

Rabu, 26 Oktober 2022 | 11:23
Nakita.id/Naura

Kasus Gagal Ginjal Akut Makin Tinggi, Begini Cara Jaga Kesehatan Ginjal Anak, Ibu-Ibu Wajib Tahu Loh!

IDEAonline –Kasus gagal ginjal akut mulai meningkat.

Terutama pada anak usia 6 hingga 16 tahun.

Gagal ginjal akut sendiri merupakan kondisi penurunan fungsi ginjal secara mendadak.

Keadaan ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor.

Seperti kekurangan cairan, infeksi, atau adanya sumbatan aliran keluar urine.

Gagal ginjal akut merupakan komplikasi dari penyakit serius lainnya.

Terdapat beberapa gejala gagal ginjal akut yang kerap dirasakan oleh para pasien.

Pemilik gagal ginjal akut kerap mengeluh mual, dan muntah, dan mengalami pembengkakan.

Baca Juga:Kasus Bertambah Jadi 90 Orang, Ini Cara Mendeteksi Gagal Ginjal Akut pada Anak! Jangan Sampai Salah Ya..

Baca Juga:Seluas 112 Meter, Ternyata Desain Rumah Minimalis Konsep Monokrom Makin Jadi Tren Belakangan Ini, Simak Trik Aplikasinya

Maka itu, para orang tua wajib ketahui nih bagaimana carajaga kesehatan ginjal anak.

Cara Jaga Kesehatan Ginjal Anak

Cara menjaga kesehatan ginjal anak perlu diupayakan sejak sedini mungkin. Dilansir dari National Kidney Foundation, berikut beberapa di antaranya:

- Cukup minum

Pastikan anak cukup minum setiap hari.

Tujuannya untuk mencegah dehidrasi.

Kekurangan cairan yang parah bisa mengganggu fungsi tubuh dan merusak ginjal.

Sejak bayi, berikan ASI esklusif sesuai anjuran tenaga kesehatan.

Selepas ASI, berikan air minum yang sehat untuk anak-anak.

Orangtua bisa memberikan air putih, jus tanpa tambahan gula, atau susu tanpa tambahan gula berlebih.

Memastikan anak cukup minum sangat penting.

Terutama saat cuaca panas, anak banyak beraktivitas, diare, atau muntah-muntah.

Baca Juga:Manjakan Diri Anda di Kamar Tidur yang Nyaman, Berikut Cara Memaksimalkan Kenyamanannya!

Baca Juga:Dikasih Tau Mertua, Kamar Mandi Jadi Bersih Kinclong Hanya dalam 5 Menit, Mau Coba?

Freepik

Ketahuilah cara jaga kesehatan ginjal anak mulai sekarang.

- Kurangi gula

Konsumsi gula berlebih bisa meningkatkan risiko diabetes, seiring bertambahnya usia anak-anak.

Untuk diketahui, gula darah tinggi adalah penyebab utama gagal ginjal pada orang dewasa.

Gula darah tinggi juga dapat membebani ginjal anak.

Jadi, sejak dini jangan biasakan anak mengonsumsi asupan manis berlebihan.

Batasi asupan manis seperti minuman manis, susu dengan tambahan gula, camilan manis, makanan dalam kemasan, atau aneka saus.

Sebagai gantinya, berikan gula alami dari nasi putih, buah-buahan, atau sayur yang bercita rasa manis.

- Batasi garam dan natrium

Konsumsi garam, natrium, termasuk bumbu-bumbu penyedap instan bercita rasa gurih yang berlebihan bisa membuat tubuh menahan lebih banyak air.

Hal itu sebenarnya bisa berbahaya karena membuat tekanan darah melonjak, serta membuat kinerja organ tubuh seperti pembuluh darah dan ginjal lebih berat.

Baca Juga:Yang Sering Nyalahin Cat Pikir Lagi, Ternyata Dinding Lembab Bukan Salah Cat, Ini Penyebabnya yang Jarang Diketahui

Baca Juga:Buru-buru Mau Ditempatin, Begini Cara Cepat Mendekorasi Kamar Tidur Biar Makin Estetik Tapi Tetap Nyaman

Tekanan darah tinggi bisa merusak ginjal seiring bertambahnya usia anak.

Tekanan darah tinggi juga termasuk penyebab gagal ginjal pada orang dewasa terbanyak kedua setelah diabetes.

Jadi, jangan sering-sering memberikan makanan ringan, camilan asin, atau makanan cepat saji untuk buah hati.

- Jaga berat badan anak tetap ideal

Penumpukan lemak dan kalori berlebih bisa membuat berat badan anak melonjak di atas ambang batas normal.

Kondisi ini bisa berbahaya seiring bertambahnya usia karena bisa meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal.

Beberapa penelitian membuktikan, obesitas pada anak terbukti meningkatkan risiko penyakit ginjal di kemudian hari.

Jika saat ini berat badan anak tidak ideal, konsultasikan dengan dokter yang biasanya menangani anak.

Dokter biasanya menganjurkan anak menjalani pola makan sehat, banyak menjalankan aktivitas fisik, dan rutin olahraga.

- Berikan obat secara rasional

Pemberian obat secara rasional dan benar sangat penting untuk menjaga kesehatan ginjal, termasuk segala sesuatu yang mencantumkan embel-embel herbal atau suplemen.

Jika anak perlu minum obat tertentu, pastikan orangtua memberikannya sesuai petunjuk atau anjuran dokter.

Selalu baca aturan penggunaan obat yang tertera di kemasan atau label obat.

Pastikan dosis obatnya sudah sesuai, waktu konsumsi obat tepat, dan jangan memberikan obat dalam jangka panjang tanpa rekomendasi dari dokter atau penyedia layanan kesehatan.

Pastikan juga anak cukup minum air saat mengonsumsi obat.

- Rutin cek kondisi kesehatan anak

Baca Juga:Pantas Saja Rumah Sudah Direnovasi Masih Terasa Tak Nyaman, STOP Pakai Tangga Melengkung di Dalam Rumah, Mengapa?

Baca Juga:Bisa Dikira Habis dari Dokter Diet, Padahal Cuma Rutin Minum Air Rempah Ini, Badan Auto Langsing Berat Badan Turun Drastis

Orangtua juga perlu memeriksakan kondisi kesehatan buah hatinya ke dokter secara berkala.

Beritahu dokter jika anak mengalami beberapa gejala penyakit ginjal seperti sering lelah, susah tidur, tidak nafsu makan, buang air kecil sedikit atau urine tidak keluar, sampai beberapa bagian tubuh membengkak.

Untuk mengecek kondisi kesehatan ginjal, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan fisik, memeriksa tanda gejala penyakit, menyarankan tes urine, atau tes pencitraan ginjal. Jalankan beberapa cara menjaga kesehatan ginjal anak di atas.

Dengan begitu, anak bisa tumbuh sehat dengan risiko penyakit ginjal yang lebih kecil.

Kasus Gagal Ginjal Akut Semakin Tinggi

Nampaknya kasus gagal ginjal akut pada anak gak bisa kita anggap sepele.

Sebab semakin hari, semakin banyak anak yang terkena gagal ginjal akut.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat jumlah penderita gangguan ginjal akut misterius mencapai 206 kasus yang tersebar di 20 provinsi di Indonesia.

Total kasus ini berdasarkan data pelaporan yang diterima Kemenkes hingga 18 Oktober 2022.

Juru bicara Kemenkes Mohammad Syahril mengatakan, dari total jumlah penderita, 99 di antaranya meninggal dunia.

“Hingga saat ini jumlah kasus yang sudah dilaporkan hingga 18 Oktober 2022, sebanyak 206 kasus dari 20 provinsi yang melaporkan, dengan tingkat kematian 99 kasus atau 48 persen,” kata Syahril dalam konferensi pers virtual, Rabu (19/10/2022) siang.

Dari data kematian tersebut, mayoritas merupakan pasien yang dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta.

“Di mana angka kematian yang khususnya dirawat di RSCM sebagai rumah sakit rujukan nasional ginjal itu mencapai 65 persen,” ujar Syahril.

Syahril juga menyampaikan bahwa Kemenkes dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah membentuk tim untuk melakukan penelusuran lebih jauh tentang kasus ini.

Saat Ini Dirawat Intensif di RSCM Selain itu, Syahril menegaskan, dari hasil pemeriksaan sementara menunjukkan bahwa gangguan ginjal akut misterius tak berkaitan dengan dengan vaksin Covid-19 maupun infeksi covid-19.

Ia mengatakan, gangguan gagal ginjal akut ini pada umumnya menyerang anak usia kurang dari enam tahun, bahkan lima tahun.

“Sementara program vaksinasi Covid-19 belum menyasar pada anak usia 1 sampai 5 tahun,” imbuh dia.

Baca Juga:Buru-buru Mau Ditempatin, Begini Cara Cepat Mendekorasi Kamar Tidur Biar Makin Estetik Tapi Tetap Nyaman

Baca Juga:Pantas Saja Rumah Sudah Direnovasi Masih Terasa Tak Nyaman, STOP Pakai Tangga Melengkung di Dalam Rumah, Mengapa?

Sebagai informasi, dugaan gangguan ginjal akut misterius karena keracunan (intoksikasi) etilen glikol baru muncul setelah terjadi kasus serupa di Gambia.

Puluhan anak di negara itu meninggal karena mengonsumsi parasetamol sirup produksi India yang mengandung senyawa etilen glikol.

Sirup tersebut, yakni Promethazine Oral Solution, Kofexmalin Baby Cough Syrup, Makoff Baby Cough Syrup, dan Magrip N Cold Syrup.

Keempatnya diproduksi oleh Maiden Pharmaceuticals Limited, India.

Ada penyebab lain yang masih menjadi dugaan, yaitu karena dipicu oleh Multisystem Inflammatory Syndrome in Children (MIS-C) atau sindrom peradangan multisistem usai Covid-19, dan infeksi virus.

Berdasarkan pemeriksaan, ditemukan ragam jenis virus dalam tubuh pasien.

Virus-virus tersebut ialah leptospirosis, influenzae, parainfluenzae, virus CMV, virus HSV, bocavirus, legionella, shigella, e.coli, dan sebagainya.

Namun, dugaan-dugaan yang muncul perlu diteliti lebih lanjut karena belum ada dugaan konklusif.

Cek berita seputar hunian dan inspirasi terkini di websitewww.ideaonline.co.id,Facebook IDEA Online,TikTok IDEAonline,Instagram @ideaonline,Instagram @tabloidrumah, danYoutube IDEA RUMAH.

#Rumahminimalis #Berbagiidea #Berbagicerita #Bisadarirumah #Gridnetwork #Rumahtropis #ConsciousLivingIDEA #ConsciousLiving

(*)

Editor : Maulina Kadiranti

Baca Lainnya