Mencekam, 2 Perumahan di Palu Amblas, Ribuan Orang Diduga Tertimbun

Selasa, 02 Oktober 2018 | 16:45

Bangunan Palu

IDEAonline - Diduga 900 kepala keluarga di Perumnas Balaroa di Palu Barat, Sulawesi Tengah, menjadi korban gempa bumi dan tsunami.

Selain itu, sekitar 744 unit rumah di Kelurahan Petobo, Palu Selatan, tertimbun lumpur akibat gempa.

BNPB mengatakan, kerusakan di dua lokasi tersebut paling parah akibat gempa 7,4 SR yang mengguncang pada hari Jumat (28/9/2018).

Baca Juga : Sambut Hari Batik Nasional, Datangi 4 Museum Batik yang Ada di Indonesia

Tsunami Palu

Berdasar data Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD) Kota Palu, hampir seluruh rumah dan fasilitas publik di wilayag tersebut tertimbun tanah.

Diduga ada sekitar 900 kepala keluarga yang tinggal di kawasan itu.

Tanah di perumahan tersebut juga amblas sedalam sekitar 20 meter.

Dikutip dari Kompas.com, Lurah Balaroa, Rahmatsyah, membenakan, kawasan permukiman itu menjadi salah satu wilayah yang paling parah terkena gempa.

Baca Juga : Murah dan Cepat, Ide Renovasi Kamar Mandi @susanti73 Cuma Rp 2 Juta!

Sementara itu, menurut BPBD Kota Palu, petugas terus berusaha melakukan evakuasi dan pendataan jumlah total korban.

"Kami belum identifikasi di Perumnas Balaroa dan Kelurahan Petobo karena lokasinya sangat parah," kata Kepala BPBD Kota Palu, Fresly Tampubolon di Senin (1/10/2018).

Untuk sementara, jumlah korban di Perumnas Balaroa tercatat 90 warga yang tertimbun reruntuhan rumah.

Baca Juga : Potret Kerusakan Kota Palu Setelah Bencana Gempa Bumi dan Tsunami

Tsunami Palu

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan, ada sekitar 744 unit rumah di Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, Sulawesi Tengah tertimbun lumpur akibat gempa bumi.

Baca Juga : Adelia Pasha Bersyukur Anaknya Tak Ikut Ke Palu, Begini Tampilan Rumah Kelima Anaknya di Bogor

Menurut Sutopo, fenomena tanah yang berubah menjadi lumpur dan kehilangan kekuatan disebut likuifaksi.

Efek likuifaksi tersebut seolah-olah membuat perumahan di Petobo terkesan hanyut dan ditelan bumi.

Hal itu disebabkan oleh massa dan volume lumpur yang keluar dalam jumlah besar saat gempa.

"Ada lebih kurang 744 unit rumah yang tertimbun oleh material lumpur," kata Sutopo dalam konferensi pers di kantor BNPB, Jakarta, Senin (1/10/2018).

BNPB juga memperkirakan ada ratusan korban yang ikut tertimbun dalam material lumpur tersebut.

Baca Juga : Ide Desain Rumah Murah ala Gad Line Studio, Rp 300 Ribuan Per Meter Persegi

Kondisi di Kelurahan Petobo yang terkena efek likuifaksi juga memberikan kendala.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, proses evakuasi di lokasi tersebut dinilai sulit.

Baca Juga : Intip Rumah Baru Dakota Johnson, si Seksi Pemain Fifty Shades Darker

Namun, Sutopo memastikan tim gabungan akan terus berjuang mengevakuasi korban yang tertimbun.

"Proses evakuasi sangat sulit. Kalau rumah tertimbun longsor masih relatif mudah, tetapi dalam kondisi di Petobo ini cukup sulit dilakukan evakuasi," paparnya.

Sementara itu, Sutopo menjelaskan terkait jumlah korban akibat gempa bumi Donggala dan tsunami Palu.

"Jumlah korban terus bergerak dinamis dan banyak versi data. Jadi kami mohon tetap merujuk pada data BNPB," kata Sutopo. (*)

Editor : Alfa

Baca Lainnya