IDEAonline - Sebagai kota yang sangat padat, Hong Kong dihuni tujuh juta jiwa padahal luasnya hanya 426 mil persegi.
Dengan kata lain, sekitar 8.000 orang bermukim di setiap kilometer perseginya.
Tak heran, pemukiman jadi masalah besar di sana.
Masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan memilih untuk tinggal di dalam bilik kayu "seluas" lemari baju yang dinamakan coffin cubicles.
Baca Juga : Rumah dengan Eksterior Menyeramkan Serba Hitam, Dalemnya Adem Banget 'Bikin Pangling'
Dengan ukuran nggak lebih dari 2x1 meter, hunian-hunian itu berada di suatu gedung yang luasnya hanyalah 100m2.
Dipotret oleh seorang fotografer bernama Benny Lam yang tinggal di Hongkong yang tertarik oleh kesenjangan hidup di negara tersebut.
Berikut tampilan coffin cubicles yang dilansir dari the Guardian:
Baca Juga : Mengaku Dapat Bisikan Setan, Ternyata Rumah Ratna Sarumpaet Rimbun Pohon Kamboja Setinggi Atap
"Saya mau melakukan sesuatu untuk isu tersebut" kata Lam.
Bekerja dengan Society for Community Organitazion (SoCO), Lam menghubungi pemilik rumah-rumah mungil ini dan meminta untuk berkunjung ke rumah mereka.
Lam mengatakan, tidak ada jendela atau ventilasi di dalamnya. Serta, kasurnya terlalu pendek untuk berbaring.
Dilansir dari South China Morning Post, Tony, seorang pekerja yang hidup di coffin cubicles, mengaku tidak bisa bernafas lega dan merasa seperti tercekik tinggal di dalamnya.
Baca Juga : Berbahaya Sebagai Wadah Makanan, Benda Ini Ternyata Mampu Menahan Panas Ruangan!
"Saya takut pulang, tapi saya masih butuh tempat untuk tidur," ujar Tony.
Berdasarkan data dari Census and Statistics Department Hong Kong, jumpah penghuni coffin Cubicles ini mencapai 200.000 jiwa pada 2016.
Baca Juga : Kursi Rotan Berhasil Memesona Tampilan Dapur. Ini inspirasinya!
Jumlah ini belum mencakup penghuni ilegal di pabrik-pabrik yang diperkirakan mencapai 10.000 jiwa, loh!
Mulai dari anak-anak sampai manula, baik individu maupun keluarga, mereka memilih untuk bertahan hidup dalam bilik ini karena tak punya pilihan lain.
Lebih dari satu dekade yang lalu, rumah-rumah “kandang” dari bahan kawat jadi “tren”.
Namun, perlahan-lahan sudah mulai berkurang dan digantikan bilik-bilik dari papan kayu.
Biasanya, kamar mandi dan WC ada di luar, dan dipakai bersama-sama.
Baca Juga : 800 Rumah Hancur di Kecamatan yang Terdampak Gempa dan Tsunami Palu Terparah
Namun, ada juga bilik berukuran sedikit lebih besar yang memungkinkan kamu untuk buang air sambil memasak.
Untuk hunian dari bilik kawat, harga sewanya bisa 240 USD atau setara dengan Rp3,2 juta, IDEA Lovers!
Sementara, harga bilik-bilik kayu ini juga tak jauh berbeda.
Namun, ada juga yang disewakan senilai 4.200 HKD alias Rp7,1 juta per bulan dengan ukuran sedikit lebih luas.
Bagaimana menurutmu, IDEA Lovers? (*)
Baca Juga : Intip Interior Hotel yang Memadukan Unsur Politis Pertama di Dunia