Begitu juga dengan Masjid Jami’ Banjarmasin.
Sebelum masjid ini dibangun, masyarakat Banjar kesulitan beribadah karena tidak adanya masjid yang bisa menampung banyak jamaah.
Pemerintah Belanda, yang kehadirannya tidak disukai oleh masyarakat sekitar, sempat menggunakannya untuk mengambil hati masyarakat.
Pemerintah Belanda ini berniat untuk menyumbangkan uang hasil pajak pendapatan pemerintah Belanda yang melimpah.
Padahal, pajak ini juga hasil memeras rakyat Kalimantan, terutama karena hasil hutan seperti karet dan damar.
Masyarakat Banjar pun dengan tegas menolak bantuan tersebut.
Baca Juga : PSS Sleman Lolos Liga 1, Markasnya Disebut Mirip Stadion Eropa!
Mereka beranggapan haram hukumnya untuk menerima bantuan dari Pemerintah Belanda, terutama untuk pembangunan masjid.
Akhirnya mereka bahu membahu untuk membangun tempat beribadah.
Tidak peduli tua, muda, laki-laki dan perempuan serta pekerjaan mereka, semua bergotong royong untuk mengumpulkan dana.
Bahkan sampai ada yang menyumbangkan tanah, perhiasan dan hasil pertanian.
Atas kerja keras masyarakat Banjar, hasilnya di atas tanah seluas 2 hektar ini berdirilah sebuah masjid yang megah sebagai tempat beribadah dan kegiatan sosial lainnya.