”Kami merintis pemugaran setahun lalu dengan renovasi dan penambahan bangunan. Rumah ini adalah saksi perjalanan sejarah Gombong.
Baca Juga : Tube House, Apartemen Berbentuk Pipa Sebagai Solusi Atasi Sempitnya Lahan di Hong Kong
Tadinya rumah ini dalam keadaan hampir roboh dan menyeramkan.
Setiap orang lewat, pasti ingin berlalu dengan secepatnya,” katanya.
Bangunan tua yang dibangun tahun 1920 itu kini menjadi indah dengan cat putih dan krem yang mendominasi bangunan.
Ditambah pohon mangga yang sudah tua di sudut-sudutnya, rumah itu menjadi teduh.
Martha mengatakan, dia tinggal bersama keluarga besarnya di rumah tersebut hingga usia 10 tahun.
”Rumah ini merupakan awal untaian mutiara hingga menjadi kehidupan yang bermakna bagi saya. Di tempat inilah kreativitas dan jiwa wirausaha saya diasah dengan berdagang buah dan aksesori dari biji-bijian. Saya jualan di depan pagar. Kalau ada guru saya lewat, saya langsung naik pohon mangga dan menjual mangga kepadanya,” kenang Martha.
Menjelajahi Roemah Martha Tilaar serasa kembali bernostalgia di zaman Belanda.
Setelah memasuki halaman depan rumah yang luas, pengunjung langsung disambut suasana hangat di dalam rumah.