Ini bukan kali pertama, firma Budi Pradono Architects mengaplikasikan jilid miring.
Mereka sebelumnya juga pernah menggarap sebuah rumah bersandar (leaning residence), yang menjadi antitesis dari gaya rumah Eropa yang diaplikasikan pada sebuah kompleks perumahan di Jakarta.
Di Clay House, sebuah jendela dipasang untuk memberikan jalan masuk bagi cahaya matahari ke dalam kamar mandi.
Sementara, di bagian luarnya dicat putih untuk merefleksikan cahaya dan sekaligus meminimalisasi panas.
Boks kontainer tersebut berasal dari sebuah pelabuhan yang berada tak jauh dari lokasi.
Sebuah logo berwarna jingga "7h" masih terlihat pada boks tersebut.
Sejumlah bahan baku lokal alami digunakan di dalam proses pembangunan rumah tersebut, seperti logam cuboid serta tanah liat yang digunakan untuk bahan baku dinding.
Tanah liat tersebut diperoleh dari salah pengrajin yang berlokasi 20 kilometer dari rumah, dimana telah diolah dengan campuran pasir, semen, jerami hingga kotoran sapi.
Dinding yang dipasangi papan setebal 30 sentimeter itu, cukup membantu dalam mengurangi panas berlebih bagi daerah dengan iklim panas dan lembab.
Baca Juga : Sering Dicemooh Banyak Orang, Billy Syahputra Beberkan Alasannya Bela Hilda Mati-matian pada Nia Ramadhani!
Bambu yang diratakan dipasang sebagai bagian interior di dalam.