Baca Juga : Punya Jawaban Bijak! Begini Tanggapan Dul Jaelani Soal Uang Jajannya dari Irwan Mussry-Maia Estianty
Jenis hunian berikutnya yakni co-living. Meski belum tentu akan segera tenar, namun untuk jangka pendek jenis hunian ini patut untuk dipertimbangkan.
"Co-living adalah kamar-kamarnya sendiri-sendiri kayak ngekos, dapurnya publik untuk barengan, tapi tetap bayar, beli," kata dia.
Di beberapa wilayah seperti Bandung dan Bali, hunian semacam ini cukup diminati, terutama oleh generasi milenial.
Bahkan, pengembangnya merupakan pebisnis individu yang berhasil mendulang tingkat tingkat okupansi hingga 90 persen.
Baca Juga : Bripda Puput Nastiti Devi Urus Surat Nikah Dengan Ahok, Lihat Perbandingan Psikologi Warna Rumah Mereka
"Orang tersebut berencana mengembangkan co-living di beberapa lokasi seperti di Jatinangor, Jakarta, bahkan segera buka di Depok," ungkap Untung.
Terakhir, dari sisi dekorasi.
Untung mengatakan, orang-orang zaman dahulu cenderung membeli rumah dengan ukuran minimum 60-80 meter persegi, bahkan lebih.
Mereka mengedepankan tampilan luar dari pada tampilan di dalamnya.
Baca Juga : Ahok Bebas Hari Ini, Begini Tampilan Fasad Rumah Masa Kecilnya yang Modern dan Asri
Sehingga, meski tampilan dalamnya cenderung berantakan, namun fasad bangunan menarik, akan dibeli.