Ada olahan rotan, kerupuk, amplang dan makanan atau kerajinan lainnya.”
Khusus untuk pengrajin rotan yang sudah melakukan program pendampingan dan selalu berada di kantor untuk melakukan pelatihan, ada 5 orang pengrajin.
Mereka menghasilkan tas rotan atau modifikasi dompet.
“Untuk sementara pesanan karena akan susah jika dipasarkan sendiri.
Jadi kalau ada pesanan kita baru buat, misalnya dalam satu bulan terdapat sekian set, itulah yang akan kami buat dan kami pasarkan.
Baca Juga : Mau Renovasi Dapur? Perhatikan 6 Tips Ini Agar Hasilnya Optimal
Karena bahan baku juga susah, kita harus ke Jogja dan Surabaya.
Bukan rotannya tapi kulit dan aksesoris buat dompet.
Karena di Katingan tidak memproduksi sendiri, supaya lebih modern” kata Daurwati.
Ketika disinggung alasan tidak menggunakan rotan saja, Daurwati dan Agusiswanto setuju bahwa mereka hanya mengikuti selera pasar.
Kalau ada pesanan yang ingin menggunakan bahan lain, ya itu yang akan pengrajin buat.(*)