Mayoritas masyarakat kemudian memilih untuk merenovasi rumah dan bangunannya dengan semen alih-alih mempertahankan struktur bangunan dengan kayu.
LUO Studio kemudian melihat kayu-kayu yang dibuang tersebut sebagai kesempatan untuk memperindah tampilan desa.
Material yang sudah tidak digunakan tersebut lalu dialihfungsikan menjadi kanopi yang menutupi jembatan desa.
Kayu yang digunakan untuk kanopi jembatan ini memiliki potongan dan ukuran yang berbeda.
Meski begitu, ukuran dan potongan setiap balok kayu ini dipertahankan seperti aslinya.
Baca Juga : Sempat Kecewa dengan Mulan Jameela, Dul Jaelani Mengaku Mencintai Orang Tua Tirinya, Dul: I Love Them All
Desain yang digunakan oleh studio ini mengaplikasikan konsep yang dikembangkan oleh seorang insinyur Amerika, Richard Buckminster Fuller. Konsep bernama dymaxion ini secara garis besar mendapatkan keuntungan maksimal dari bahan atau input yang minimal.
"Filosofi desain 'dymaxion' sebenarnya selaras dengan konsep konstruksi pedesaaan," ujar LUO Studio.
"Banyak desa di China memiliki lanskap yang unik yang diciptakan oleh beberapa generasi penduduk desa yang memiliki kearifan untuk memanfaatkan bahan lokal dan memaksimalkan hasilnya dengan input minimal," lanjut studio tersebut.