"Memang benar ekspor furnitur kita ini lebih banyak sebagai penjahit ya, belum punya brand. Padahal dengan adanya brand itu bisa angkat nilai furnitur sendiri," kata Dina.
Untuk itu, sambung Dina, dengan berkolaborasi para pengrajin bisa menghasilkan produk yang lebih berkualitas dan memiliki ciri khas tersendiri.
Baca Juga : Meski Istri Pejabat, Tak Sangka Dapur di Rumah Inggrid Kansil Ternyata Seberantakan Ini, Siap-siap Melongo!
Tak hanya dari aspek desain tetapi juga dalam pemilihan material yang akan digunakan.
"Mungkin nanti dengan masuknya HDII karena kita akan membawa komunitas desainer, nanti bisa kerja sama, menciptakan satu desain khusus yang mungkin bisa lebih menjual," tuntas Dina.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Pebisnis Furnitur Indonesia Masih Kelas "Tukang Jahit"