Alun alun di depan bangunan dengan fasad emoji
Mereka menyukainya.
Dan dengan arsitektur kami, kami selalu ingin memasukkan detail kecil yang membuat proyek sedikit lebih daripada bangunan yang membosankan. ”
Namun, beberapa orang tidak berpikir ini adalah ide yang bagus.
Baca Juga : Intip Desain Sirkuit Mandalika, Lokasi Penyelenggaraan MotoGP Indonesia
Fasad didominasi dengan batu bata dan terdapat jam pada bagian puncaknya
Sean Khorsandi, seorang profesor sejarah arsitektur dan teori di New York Institute of Technology, mengatakan kepada WIRED bahwa penggunaan emoji ini tidak memajukan pemikiran atau teknologi arsitektur.
Bahkan Khorsandi menyebut itu adalah lelucon.
Lebih jauh, Khorsandi menunjukkan bahwa sebagian besar diskusi tentang bangunan berfokus pada emoji, bukan pada desain pejalan kaki yang cukup.
Baca Juga : Instagramable, Ini Dia Trik Jitu Merancang Hotel Agar Dilirik Milernial!
"Menurut saya ini klise" tambahnya.
Namun upaya Tehrani dan timnya harus diapresiasi.