Kekosongan dalam tekstur kardus inilah yang menarik perhatian tim arsitek untuk memanfaatkannya sebagai material utama.
"Kardus adalah salah satu bahan serbaguna yang kami temui dalam kehiduan sehari-hari, tetapi jarang digunakan dalam desain kontemporer," ujar arsitek Nuru Karim seperti dikutip dari The Better India.
Meski ringan dan lebih murah, namun pendiri kafe mengatakan bahwa pemilihan kardus sebagai material utama bukan semata karena faktor ekonomi.
Lebih lanjut, kardus dipilih karena pemilik menginginkan konsep yang berbeda serta ceria.
Baca Juga : Bau Tak Sedap pada Talenan Langsung Hilang Seketika Hanya dengan Bahan Dapur Ini
"Orang-orang sangat tertarik dan ingin tahu karena mereka belum pernah melihat konsep ini sebelumnya," kata Nuru. Nuru menambahkan, dengan konsep ini, dia berharap orang-orang dapat menemukan alasan kembali ke kafe.
Dengan demikian, tempat ini tidak sekadar menyediakan makanan dan minuman, namun juga suasana baru yang belum pernah ditemukan di tempat lain.
Baca Juga : Tak Habis Pikir! Cari Mantu dan Janjikan Uang Rp 44 Miliar, Ini Dia Syarat yang Diberikan Juragan Durian
Melansir The Space, pembangunan kafe membutuhkan waktu hingga tujuh bulan lamanya, termasuk pembentukan purwarupa selama empat bulan dan konstruksi yang memakan waktu tiga bulan.
Untuk memberikan kekuatan tambahan, furnitur kardus diberi tambahan lilin laminasi untuk menghindari tumpahan makanan maupun minuman.