LaporanTabloid RUMAH Edisi 205
IDEAonline - Material ini memiliki keunggulan ringan, antirayap, antilapuk, dan tahan api. Tak heran bila penggunaan material ini semakin luas saja.
Produk rangka atap baja ringan sebenarnya bukan barang baru.
Di Indonesia sendiri rangka atap baja ringan telah banyak digunakan dalam proyek bangunan, baik bangunan tinggi maupun rumah tinggal.
Karena keunggulan yang ditawarkan cukup banyak dibandingkan dengan pendahulunya, yaitu kayu, awal tahun 2000-an produk ini mulai diserbu.
Baca Juga : Miliki Tema yang Berbeda Tiap Ruangnya, A+R Residence Karya Studio Kuskus Buat Berdecak Kagum
“Ketika kita melihat karakteristik dari masing-masing bahan maka kita bisa menemukan banyak keunggulan dari baja ringan, salah satunya adalah daya tahannya, ujar Adi Gunadi, Vice President Residential Solution PT BlueScope Lysaght Indonesia.
Ya, kayu yang sebelumnya banyak digunakan untuk rangka atap, memiliki kelemahan terhadap kelapukan dan rayap.
“Baja kita kenal memiliki daya tahan yang jauh lebih besar daripada kayu, terlebih lagi baja yang digunakan untuk rangka baja ringan adalah baja dengan proteksi atau coating tahan karat. Kayu bisa melapuk, baja tidak.
Baca Juga : Lakukan Hal Ini di Dapur, Dul Jaelani Dipuji Warganet Turuni Bakat Maia Estianty!
Kayu bisa dimakan rayap, baja tidak. Kayu bisa terbakar, baja tidak terbakar,” jelas Adi Gunadi.
Dari segi pemasangan, waktu yang dibutuhkan untuk merakit rangka baja hingga menjadi struktur atap jauh lebih cepat dibandingkan kayu.
Rangka atap baja ringan dibuat dari baja berkekuatan tinggi dan diproteksi menggunakan coatingzink dan aluminium sehingga memiliki daya tahan terhadap karat yang lebih lama.
Harganya cukup kompetitif dibanding kerangka kayu, dengan mempertimbangkan waktu pemasangan yang lebih singkat.
Keungulan-keunggulan inilah yang membuat produk baja ringan tepat untuk kuda-kuda atap saat ini.
Ada banyak merek baja ringan yang beredar di pasar, di antaranya Lysaght Smart Truss, Pryda, Multitruss, J-Steel, dan lain-lain.
(*)