Cahaya matahari pun dapat menerangi bangunan kala siang hari.
Pemilihan material dinding berupa roster memungkinkan udara dan cahaya menerus masuk hingga ke bagian tengah bangunan.
Seluruh ruang menjadi lebih sehat karena senantiasa tersentuh udara dan cahaya alami. Penggunaan alat pengondisi udara atau Air Conditioner (AC), dapat diminimalkan.
Tak hanya kenyamanan fisik yang diperhatikan biro arsitek yang berdiri sejak 2006 ini, tetapi juga kenyamanan psikis.
Melalui ruangruang bersama yang disediakan di rumah kos ini, para penghuni dapat berinteraksi lebih akrab. Ini sekaligus membangun kembali budaya lisan yang sudah mulai luntur akibat perkembangan teknologi.
Salah satu ruang komunal adalah ruang duduk di lantai bawah yang dilengkapi dapur.
Ruang ini berlangit-langit terbuka, menerus ke atas, yang meleburkan batas antara dalam dan ruang luar. Di lantai teratas, para penghuni kos dapat berkumpul dan bersantai menikmati pemandangan dari ketinggian.
Baca Juga : Tips Anti Galau Perbaiki Parket yang Rusak Akibat Tetesan Air!
Di proyek yang berhasil menyabet 2 penghargaan internasional, yaitu finalis World Architecture Festival 2016 Berlin dan nomine Building Of The Year 2017 Archdaily ini.
perancangnya juga mengeksplorasi material demi penghematan biaya. Penggunaan kayu bekas peti kemas untuk pintu dan furnitur, contohnya.