Hati-hati Timbulkan Penyakit Berbahaya, Ternyata Ini Alasan Kenapa Debu Lebih Baik Dihisap Daripada Disapu!

Akhmad Juanda - Minggu, 09 Juni 2019 | 15:00

IDEAonline - Penghisap debu (vacuum cleaner), memang belum terlalu ngetop di Indonesia.

Jarang ada rumah yang memiliki benda ini. Kalaupun ada, dipakainya cuma sesekali.

Padahal tinggal di negara tropis seperti Indonesia yang banyak debu, justru alat ini sangat dibutuhkan.

Selain praktis, handheld vacuum cleaner juga mudah disimpan.

Vacuum cleaner atau alat penghisap debu rata-rata membutuhkan daya yang cukup besar (paling kecil start awal 700 watt, kebanyakan malah sekitar 1000 watt).

Tapi sebenarnya, bagi yang peduli dengan masalah kesehatan, alat ini sangat dibutuhkan.

Karpet, sofa dari bahan kain, kawat nyamuk, adalah sarang debu yang bisa memicu kambuhnya asma, alergi, dan penyakit saluran pernapasan lainnya.

Membersihkan karpet menggunakan sapu lidi membuat debu dan serpihan bulu-bulu karpet beterbangan dan berisiko terhirup oleh kita, begitu pula dengan sofa kain.

Kawat nyamuk, bila ingin dibersihkan dengan cara mencucinya, saat melepaskannya pun kadang-kadang sudah menebarkan debu.

Menghisap dan Meniup

Handheld vacuum cleaner tersedia dalam banyak merek dan harga di pasaran.

Secara sederhana, cara kerja penghisap debu adalah: “melepaskan” debu dari tempatnya menempel (bisa dengan meniupnya atau menyikatnya)

Membuatnya terbang, kemudian menghisapnya, menyimpannya di dalam “kantung”, menyaring debu tersebut melalui filter, untuk kemudian mengeluarkan udara lagi dalam keadaan bersih.

Hal penting kedua adalah seberapa rapat pipa-pipanya.

Walaupun watt-nya besar, kalau sambungan pipanya tidak rapat, berarti ada debu yang akan lolos, dan daya hisap juga akan berkurang.

Ketiga adalah filter. Bila filter di dalam badan alat ini tidak cukup “rapat”, udara yang dikeluarkan masih meloloskan debu-debu yang halus.

Gimana menurut kalian ?(*)