Sebagai penutup lantai, HT lebih kuat dibanding keramik. Hal ini disebabkan oleh bahan pembuatnya yang lebih banyak menggunakan hard material,seperti silica dan feldspar.
“HT memiliki kekuatan tekan di atas 450kg/cm2, sementara keramik hanya 300kg/cm2,” ujar Kuntjoro Tjahjosarwono, Manager GTS PT Granitoguna Builing Ceramics.
Baca Juga: Furnitur Ini Solusi Hemat Bagi yang Gampang Bosan Tatanan Interior
Perbedaan lain yang mendasar dari ubin keramik danhomogeneous tile adalah daya serap air keduanya.
Saat akan memasang ubin keramik, tukang biasanya merendam keramik terlebih dahulu untuk menghindari keramik terlepas atau popping.
Cara ini tidaklah berlaku jika Anda menggunakan HT. “HT memiliki daya serap air yang sangat kecil, yaitu di bawah 0,5% saja karena melalui proses pembakaran hingga suhu 1230oC. Sementara, keramik di atas 10%,” tambah Kuntjoro.
Tak mengherankan jika HT sangat kuat dan tahan akan goresan. Daya serap air yang lebih kecil inilah yang membuat HT diklaim lebih mudah perawatannya karena noda tidak mudah menempel.
POLISHED DAN UNPOLISHED
Dari proses produksinya, HT sendiri dapat dibedakan atas dua tipe, yaitu polished dan unpolished.
“Polished atau kilap akan melalui proses polishing dengan menggunakan batu abrasive sehingga menghasilkan kilap yang sempurna. Sedangkan untuk produk unpolished tidak melalui proses poles, hanya dilapisi dengan lapisan glazur,” ulas M. Zachri Zelhas, Designer GTS PT Granitoguna Building Ceramics.
Adanyaperbedaan tekstur, umumnya produk unpolisheddigunakan untuk area luar karena permukaannya yang tidak licin. Karena kualitas HT diyakini lebih baik dibanding keramik, harganya pun jauh lebih mahal. Misalnya produk HT keluaran Granito yang berkisar antara Rp200.000 sampai Rp300.000/ boks (isi 3 lembar).