Namun, lokasi warung tersebut tidak sampai berada di ketinggian lebih dari 3.000 mdpl.
Warung-warung tersebut tidak melayani para pendaki hingga 24 jam penuh atau hanya buka pada musim tertentu.
Selain itu, para penjual juga tidak menjadikan warung tersebut sebagai tempat tinggal. Untuk menyediakan makanan bagi pendaki, Mbok Yem masih menggunakan kompor tungku dengan bahan bakar kayu.
Pasokan listrik pun ia dapatkan dari tenaga genset. Di kalangan pendaki, warung Mbok Yem ini telah dinobatkan sebagai warung tertinggi di Indonesia. Bagaimana, tertarik mencoba?
(*)