“Calon konsumen saat ini memilih arsitek dan kontraktor melalui media sosial atau website,” ujar pria yang disapa Bojes ini.
Tak hanya sebagai media promosi, melalui komentar-komentar di media sosial, masyarakat dapat memberi masukan bahkan kritik soal sebuah proyek.
Baca Juga: Rajai Media Sosial, Ini Dia Kantor Baru Instagram yang 'Instagramable'!
Media sosial juga dapat dimanfaatkan untuk riset kecil-kecilan sebelum mengerjakan sebuah proyek, misalnya untuk mendapat pandangan masyarakat yang lebih akurat terhadap sebuah isu.
Media sosial lebih jauh dimanfaatkan oleh Yanuar P. Firdaus dari Aaksen Responsible Architecture dan Bojes saat mengerjakan proyek Nor House.
Proyek ini berhasil menggandeng Panasonic sebagai sponsor pencahayaan buatan seluruh rumah ini.
Kompensasinya berupa dokumentasi dan publikasi yang salah satunya diunggah di sosial media.
Baca Juga: Ingin Tampilan Rumah Instagramable? Yuk Dekorasi dengan Lampu Neon
Tak hanya media sosial, namun secara lebih luas teknologi informasi saat ini telah banyak mengubah cara kerja arsitek, desainer interior, dan kontraktor.
Contohnya, para arsitek dan kontraktor saat ini banyak menggunakan aplikasi Trello dan Slack yang membantu mereka dalam manajemen proyek.
Teknologi juga telah berpengaruh ke desain hunian itu sendiri, seperti proyek hotel kapsul Bobobox karya Yanuar dan Bojes yang mulai dari membuka pintu, mengatur volume speaker, hingga meredupkan lampu dapat diatur melalui sebuah aplikasi.