IDEAonline-Wajah “tua” yang tercermin dari sosoknya yang kecil merupakan hasil olah seni yang mengagumkan dan bernilai tinggi.
Tanaman besar dengan daunnya yang rindang dan dahannya yang unik menginspirasi para ahli tanaman untuk membuatnya kerdil agar bisa dinikmati keindahannya.
Tentu diperlukan kesabaran dan rasa seni yang tinggi untuk mengolah tanaman kerdil atau yang disebut bonsai ini.
Baca Juga: Jangan Terlewat! Ini Trik Mudah Mendesain Kamar Bayi
Bonsai, tanaman eksklusif ini, acapkali dianggap simbol kemapanan dan pretise si empunya.
Sedangkan seniman penganut paham Zen mengibaratkan bonsai sebagai perwujudan nyata dalam melatih kesabaran dan kematangan jiwa.
Lain halnya para kolektor dan pebisnis. Bagi mereka, bonsai dijadikan koleksi karya seni hidup sekaligus lahan peraup rupiah yang tak pernah tergilas tren.
Harganya mulai jutaan hingga ratusan juta rupiah.
Kian Unik Kian Menarik
Di banyak negara, kreasi bonsai ini digilai lantaran bentuknya artistik, menyerupai aslinya, namun dalam skala mini.
Bahkan kian berumur maka perawakan bonsai kian eksotis dan bernilai seni tinggi.
Ketelatenan dan pemeliharaan yang tepat selama puluhan—bahkan hingga ratusan tahun—kerap diperlukan untuk mencapai kesempurnaan bentuk bonsai.
5 Gaya Bonsai
Pada hakikatnya terdapat 5 dasar gaya yang menjadi acuan dalam perkembangan ragam model bonsai dikalangan hobiis.
•Chokkan, batang pokoknya tegak lurus (kontemporer).
•Tachiki, batang pokok tumbuh tegak dan meliuk-liuk.
•Shakan, batang pokok agak miring.
•Han Kengai, batang pokok setengah menggantung.
Baca Juga: Bisa Menyatukan Suasana, Begini Cara Tampilkan Ritme di Ruang
•Kengai, batang pokoknya menggantung seperti air terjun.
Pengetahuan gaya dasar inilah yang yang diperlukan hobiis kala berburu bibit bonsai sehingga dapat menganalisa kesesuaian antara jenis tanaman dan gaya bonsai yang kelak dibentuk.
Sedangkan berdasarkan tingginya, bonsai dipilah dalam beberapa kategori ukuran.
Ada yang berukuran sangat kecil (di bawah 15 cm), kecil (15—30 cm), sedang (30—60 cm), besar (61—100 cm), dan sangat besar (di atas 100 cm).
Jenis Tanaman yang Cocok
Terdapat beragam jenis tanaman yang lazim dibonsai, baik tanaman khas Asia maupun asal luar negeri.
Di antaranya adalah kupa landak (Syzygium cauliflora), beringin (Ficus benjamina), santigi (Pemphis acidula), serut (Streblusasper), cemara udang (Casuarina equisetifolia), sianto (Eugenia uniflora), asam (Tamarindus indica),
kaliage (Streblus taxoides), kawista (Feronia lucida, F. elephatum), jeruk kingkit (Triphasia aurantifolia, T. trifolia), wali kukun (Actinophora fragrance), anting putri (Wrightia religiosa), ulmus (Ulmus lancaefolia), dan kineng (Ficus microcarpa).
Baca Juga: Tips Rumah Mungil, Agar Tetap Nyaman Berbagi Kamar dengan Si Kecil
Selain dari keluarga dikotil, ada pula tanaman keluarga monokotil yang cukup unik jika dibonsai seperti kelapa gading (Cocos nucifera), bambu jepang (Bambusa glaucescens), bambu kuning (Bambusa vulgaris var. striata), dan bambu hitam (Gigantochloa atraviolacea).
Teknik Menanam
Bakalan bonsai dapat berasal dari biji, setek, cangkok, atau tanaman yang telah tumbuh besar.
Tanaman hasil biji dan setek, berupa pohon kecil, dibiarkan tumbuh hingga agak besar sampai bisa dibentuk dengan kawat.
Pada tanaman asal cangkok atau setek harus dilakukan pemotongan awal untuk memperoleh bentuk bonsai.
Sedangkan yang alamiah perlu dipotong dan didesain sesuai gaya.
Pilih Pot yang Serasi
Pot memiliki peranan penting dalam seni bonsai agar menambah nilai estetika dan “wibawa” bonsainya.
Pot keramik dan tanah liat kerap menjadi pilihan, terutama yang polos atau minim corak dengan warna dasar cokelat atau pastel.
Bentuk pot bervariasi, bentuk persegi panjang dan oval lebih diminati.
Idealnya panjang pot 6 kali diameter batang dan tinggi pot 1 kali diameter batang.
Alternatif lain untuk bonsai besar, lebar pot 2/3 dari tinggi tanaman.
Sedangkan tanaman pendek tapi membentang bisa menggunakan pot lebar, sekitar 2/3 dari lebar tanaman.
Artikel ini pernah tayang diTabloidRUMAHEdisi 221
(*)