Bitumen dan semen memiliki karakteriktis sama, yaitu membutuhkan sreed protection—lapisan pelindung tambahan—karena tidak dapat diekspos, tetapi tahan terhadap air menggenang.
Keduanya cocok diterapkan pada jenis atap datar dan tritisan dak. Selain itu, dinding kamar mandi dan dinding kolam renang.
Sedangkan akrilik, polimer, dan membran, tidak tahan dengan genangan air.
Hanya ketiganya memiliki kelebihan dari sisi elastisitas, tahan UV, dan tahan cuaca. “Pelapis waterproofingyang baik harus punya sifat elastomeric atau muai-susut.
Baca Juga: Buat yang Hobi Baca, Coba Konsep Leveling Lantai di Kamar Tidur, Seperti Apa?
Ketika cuaca panas, ia bisa memuai dan ketika dingin ia mampu menyusut kembali sehingga lapisan tidak akan retak,” terang Arief K Hartono, product Manager PT Propan Raya.
Jika diaplikasikan pada atap, ketiga bahan ini cocok digunakan untuk nok, karpus, dan dinding vertikal. Model atapnya berbentuk pelana, limasan, dan kubah.
“Yang paling banyak dijual di pasaran adalah bahan akrilik. Waterproofing jenis ini termasuk yang siap pakai.
Bentuknya seperti cat. Pemakaiannya mudah, tinggal dikuas atau di-roll. Tak perlu bahan campuran atau adukan tertentu,” ungkap Yosep Haryanto ST, National Pro-Retail Manager PT Sika Indonesia.
Tepat Pengerjaan
Proses pengerjaan waterproofing yang tepat adalah sebagai berikut. Bersihkan permukaan dari segala kotoran, debu, dan sebagainya.
Lakukan pelapisan menggunakan kuas/rol dengan 2 kali lapis. Pertama secara vertikal, tunggu hingga kering. Kemudian lakukan pelapisan kedua secara horizontal.