Adapun tema besar BDD kali ini yakni "Inclusivity" di mana arsitektur dan desain dipandang sebagai sebuah pendekatan yang mampu memberi solusi bagi berbagai persoalan ruang maupun kehidupan.
"Inclusivity" juga merupakan sebuah bentuk ajakan para arsitek dan desainer untuk merangkul para penyandang disabilitas agar mereka turut serta dalam membumikan seni arsitektur dan desain.
Di saat yang bersamaan, Dani Hermawan turut menjelaskan tantangan dalam meleburkan dua kepribadian dalam Anata Rupa ini.
“Dengan membawa nilai-nilai dari artikulasi arsitektur tradisional, Anata Rupa adalah sebuah karya wujud inovasi dan eksplorasi geometri non-euclidean yang kontemporer, atraktif, eksploratif, terukur, rasional, dan matematis sesuai dengan nilai kekinian.
Namun di saat yang sama, Anata Rupa tetap merupakan sebuah wujud dari interpretasi bangunan tradisional yang kaya akan alasan-alasan dan tata atur yang telah berevolusi selama bertahun-tahun dan dari generasi ke generasi.
Untuk itu, inovasi akan teknologi bahan yang cukup lentur dengan ragam pilihan warna yang kaya namun tetap mampu bertahan melawan waktu adalah hal yang krusial dalam mewujudkan karya ini,” tutur Dani.
(*)