IDEAonline-Usia 6—12 tahun sering disebut sebagai masa pertengahan dan akhir anak-anak.
Usia anak saat ia masuk kelas satu Sekolah Dasar, merupakan hal yang penting bagi anak.
Di usia ini akan ada perubahan dalam bersikap dan perilaku, serta pemahaman baru bagi anaktentang sekelilingnya.
Pertimbangan apa saja yang diperlukan dalam menata kamarnya?
Berikut 5 hal yang dapat dijadikan acuan menurut psikolog Amalia Darmawan dan Maya Harry.
Cara Ciptakan Ruang Anak Ideal
Baca Juga: Kata Siapa Pria Lajang Tak Bisa Urus Rumah? Desain Apartemen Satu Ini Buktikan Kebalikannya!
1. Pilihan Bahan dan Warna
Faktor keamanan dan keselamatan adalah hal yang paling penting.
Untuk kamar anak, material yang paling aman adalah kayu karena merupakan bahan alami yang tidak memancarkan gelombang elektromagnetik.
Selain itu, karakter kayu cukup hangat.
Untuk finishing dinding seperti cat, pilihlah yang berbahan dasar air.
Warna yang disukai di usia ini tak jauh beda dengan anak-anak usia prasekolah, yaitu warna yang mencolok dan cerah.
Benda-benda pengisi yang bersifat temporer seperti karpet, gorden, bed cover, dan bahan pelapis sofa dipilih dari bahan yang aman.
Bahan yang terbuat dari serat alami seperti katun dan wol adalah pilihan terbaik.
2. Furnitur inspiratif & Edukatif
Furnitur yang sehat untuk anak bukan hanya furnitur dengan material dan finishing yang tidakberbahaya, namun juga terawat dan terjaga kebersihannya.
kehadirannya juga harus dapat menjadi inspirasi bagi anak dan mendidik anak untuk lebih berkembang kemampuannya dalam segala hal.
Menyediakan lemari atau penyimpanan untuk barang koleksi akan membantu mengajarkan kedisplinan pada anak-anak.
Menyediakan area pajang untuk memasang atau menempelfoto dan gambar kesayangan, akan membuatnya bangga dan membuat kepercayaan dirinya meningkat.
Baca Juga: Taman Kering Mudah Dirawat, Ini Cara Mudah Membuatnya Lebih Indah
Meja, kursi, lampu belajar dibuat senyaman mungkin karena sebagian besar waktu anak di usia ini akan digunakan untuk belajar dan mengerjakan tugas-tugas sekolah.
Tambahkan detail dekorasi yang dapat membantu anak belajar seperti peta, gambar binatang, angka, atau huruf.
Dengan setiap hari melihat itu anak-anak akan menyerap pengetahuan dengan cepat.
Memasang poster bergambar dengan nama dalam dua bahasa akan membantu anak belajarbahasa sejak dini, misalnya.
3.Elemen dekoratif
Anak-anak sangat menikmati elemen dekoratif yang memberi kesan lebih cerah ceria dan lucu.
Meski masih tergolong anak-anak, mereka kurang menyukai dekorasi yang terlalukekanak-kanakan.
Libatkan anak dalam proses dekorasi kamar karena sering kali mereka punya keinginan dan fantasi sendiri dalam merancang kamarnya yang sesuai dengan kegemaran mereka.
Biarkan mereka memilih sendiri war na, corak, dan detail dekorasi ruangannya karena mereka suka menonjolkan hal-hal istimewa yang dimilikinya.
Baca Juga: Gorden atau Blind? Ini Material yang Cocok agar Fungsional dan Indah
4.hobi
Dukung hobi anak dan fasilitasi anak untuk mengembangkannya.
Tata kamar anak dengan hal-hal yang ada keterkaitan dengan hobinya.
Karena anak usia ini makin serius menekuni hobinya, menyukai kompetisi, dan memiliki motivasiberprestasi yang makin tinggi.
5. Kebutuhan sosial
Interaksi dengan teman akan memakan waktu anak di usia ini.
Mereka tak lagi puas main sendirian di Jika memiliki mruang yang cukup, dianjurkan untuk mendesain secara khusus agar membantu mengoptimalkan kreativitas, ketangkasan, serta menambah wawasan anak.
Penataan yang cenderung kaku dan formal akan membosankan dan tidak merangsang inspirasi bagi anak.
Sebaiknya, penataan dibuat fleksibel agar mampu mengikuti perkembangan anak.
rumah atau bersama anggota keluarga.
Baca Juga: Empat Metode Tanggulangi Tikus, Pilih yang Paling Tepat untuk Rumahmu!
Mereka lebih suka bertamu ke rumah teman atau mengundang teman ke kamarnya.
ini karena di usia tersebut anak memiliki keinginan yang besar untuk diterima dalam satu kelompok dan merasa tidak puas jika tidak bersama teman-temannya.
Meski kecenderungan bermain sudah berkurang, ruang bermain tetap harus disediakan meski tidak perlu terlalu luas karena anak-anak masih membutuhkan suasana bermain.
Penataan yang cenderung kaku dan formal akan menjadi tempat yang membosankan dan tidak merangsang inspirasi bagi anak.
Sebaiknya, penataan ruang di rumah dibuat fleksibel agar mampu mengikuti perkembangan anak.
Artikel ini tayang di majalah IDEA edisi 167
(*)