Setiap hektar lahan mampu menghasilkan 5 ton umbi basah sehingga petani bisa membukukan pendapatan minimal Rp 12,5 juta per hektar.
Panen porang berlangsung sekali dalam setahun.
Akan tetapi, porang tidak memerlukan biaya pemeliharaan.
Bahkan, penanaman cukup dilakukan sekali dan hasilnya bisa dinikmati setiap tahun.
Kisah Paidi Beberapa petani bahkan kaya raya berkat tanaman ini.
Paidi contohnya, petani porang asal Madiun yang sebelumnya berprofesi sebagai pemulung ini jadi miliader berkat porang.
Suksesnya tak dibawa sendiri, dia juga mengajak petani-petani di kampung halamannya menanam porang.
Awal mula perkenalannya dengan porang saat dirinya bertemu temannya di Desa Klangon, Kecamatan Seradan, Kabupaten Madiun.
Di daerah itu, banyak petani membudidayakan porang.
Dari informasi di internet, porang banyak dicari perusahaan-perusahaan besar dunia.
"Setelah saya cek, ternyata porang menjadi bahan makanan dan kosmetik yang dibutuhkan perusahaan besar di dunia," ungkap Paidi dikutip dariKompas.com(12/6/2019).