IDEAonline-Mengolah tapak menjadi hunian yang saling terkoneksi menjadi esensi bagaimana keluarga ini memaknai hidup.
Merancang Hunian di atas tapak yang telah sebagian diolah memang bukan perkara yang mudah.
Apalagi bila salah satu area tersebut telah dibangun rumah utama yang telah ditempati 2 generasi sekaligus.
Sedangkan tapak lain berisikan kolam renang dan taman besar yang berfungsi sebagai konektor.
Kehadiran Gregorious Don Pieto dan Henny suwardi, arsitek dari DP+Hs architects, seakan memberi angin segar bagi sang kepala keluarga yang mendambakan bahwa suatu saat tapak yang tersisa tersebut dapat difungsikan sebagai hunian masa depan kedua putranya.
Baca Juga: Fakta tentang Taman Atap, Efektif Simpan Air Hujan, Bantu Cegah Banjir
Dengan mengangkat nilai tropis sebagai pendekatan dalam mendesain, kedua arsitek ini kemudian sepakat untuk melahirkan hunian ke dalam bahasa arsitektur formal dan modern.
Beberapa elemen penting seperti bayangan, cahaya, udara, serta void menjadi syarat penting untuk mewujudkan kenyamanan pada bangunan yang berdiri di atas tanah seluas 557 m2 ini.
Dan di sinilah kolam renang memiliki peran ganda, yaitu sebagai view pendukung bangunan sertakonektor antara rumah lama dan rumah baru nantinya.
Selain mengembangkan aspek estetis, bangunan ini juga tidak luput untuk memainkan skema pencahayaan dan sirkulasi udara alami.