Dharmawan menambahkan jika seseorang tidak memiliki kelainan jiwa, film tidak akan berpengaruh dalam kehidupannya.
“Banyak yang menonton film horor, tapi tidak sampai kayak dia (pelaku)."
"Pelaku memiliki kelainan dalam memproses informasi dan perasaan."
"Untuk orang lain, menonton film genre horor atau thriller hanya untuk meningkatkan adrenalin sesaat,” paparnya, dikutip Kompas.com.
Lebih lanjut, ia mengatakan dalam kasus ini, film menjadi pemicu untuk mendorong seorang psikopat melakukan aksi sadisnya.
Selain film, banyak faktor lain yang menjadi pemicu dilakukannya pembunuhan sadis tersebut.
Faktor trsebut di antaranya berasal dari lingkungan dan pengawasan dari orangtua.
Dharmawan menegaskan, orangtua jika melihat anaknya berperilaku menyimpang harus melakukan pendampingan seksama.
Tak hanya itu, ia menyebut seorang anak yang memiliki gejala psikopat bisa diantisipasi dengan membawanya ke psikiater.
"Jika orangtua melakukan pendampingan dengan seksama, membawa anaknya ke psikolog atau psikiater jika perilakunya menyimpang, maka tanda-tanda psikopatik pada anak akan bisa dikendalikan," tutur Dharmawan.